Page 74 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 74
2) Keterbatasan Cadangan. Fosil butuh jutaan tahun untuk terbentuk, sementara
manusia menggunakannya dalam puluhan tahun.
3) Efek Rumah Kaca. Emisi karbon dari energi fosil menjadi penyebab utama
pemanasan global dan perubahan iklim.
4) Risiko Kecelakaan. Khusus energi nuklir, ada potensi bencana besar jika terjadi
kebocoran reaktor.
2. Energi Terbarukan (Renewable)
Berbeda dengan energi konvensional, energi terbarukan berasal dari sumber daya alam
yang bisa diperbarui dalam waktu relatif cepat oleh proses alam. Artinya, selama bumi masih
ada, energi ini tidak akan habis. Inilah yang membuat energi terbarukan disebut juga energi
hijau atau energi bersih, karena umumnya lebih ramah lingkungan.
Mari kita pelajari beberapa contoh energi terbarukan yang sudah banyak dikembangkan
di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
a. Energi Matahari (Solar Energy)
Pernahkah Anda merasakan hangatnya sinar matahari pagi? Sinar itu bukan hanya
menyehatkan tubuh, tetapi juga bisa diubah menjadi energi listrik melalui panel surya
(solar cell).
Energi matahari adalah salah satu sumber energi terbarukan terbesar di bumi, karena
setiap hari bumi menerima energi matahari dalam jumlah yang sangat melimpah. Teknologi
panel surya dapat mengubah sinar matahari menjadi listrik untuk rumah, sekolah, hingga
industri. Di Indonesia, potensi energi surya sangat besar karena kita berada di daerah tropis
yang mendapat sinar matahari sepanjang tahun.
b. Energi Angin (Wind Energy)
Coba bayangkan kincir angin yang berputar tertiup angin. Prinsip itulah yang digunakan
pada turbin angin modern. Energi angin menggerakkan baling-baling turbin, lalu diubah
menjadi energi listrik. Negara-negara seperti Belanda, Jerman, dan Denmark sudah lama
memanfaatkan angin untuk menghasilkan listrik. Di Indonesia, potensi energi angin banyak
terdapat di daerah pantai dan perbukitan, seperti di Sulawesi Selatan yang sudah memiliki
pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
c. Energi Air (Hidropower)
Air yang mengalir deras, misalnya di sungai atau air terjun, memiliki energi kinetik yang
bisa digunakan untuk memutar turbin. Teknologi ini disebut pembangkit listrik tenaga air
(PLTA). Energi air sudah lama digunakan di banyak negara, termasuk Indonesia. Bendungan
66

