Page 91 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 91

A.  Pendahuluan


                     Pernahkah  kalian  berdiri  di  pinggir  jalan  raya  yang  padat  kendaraan,  lalu  merasa  dada
               sesak karena banyak asap knalpot yang mengepul? Atau mungkin kalian pernah melihat sungai
               yang  airnya  hitam,  berbau,  bahkan  penuh  sampah  plastik?  Itulah  contoh  nyata  pencemaran
               lingkungan  yang  sering  kita  temui  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Sederhananya,  pencemaran
               lingkungan adalah kondisi ketika lingkungan kita—baik udara, air, tanah, maupun bahkan suara

               di  sekitar-sudah  “terkontaminasi”  oleh  zat  atau  energi  yang  berlebihan  sehingga  membuat
               kualitasnya  menurun.  Lingkungan  yang  seharusnya  menjadi  tempat  hidup  nyaman,  justru
               berubah menjadi sumber masalah. Nah, menurut kalian, apa akibatnya kalau kondisi ini terus
               dibiarkan?
                     Kalau kita telusuri lebih dalam, penyebab pencemaran bisa datang dari dua arah, yaitu
               alami dan buatan manusia. Dari sisi alami, misalnya ketika gunung meletus, abu vulkanik bisa
               memenuhi udara sehingga langit tampak kelabu dan udara jadi sulit dihirup. Banjir pun bisa
               membawa  lumpur dan material  lain  yang  mencemari  tanah dan air.  Namun,  mari  kita  jujur:
               apakah penyebab alami ini yang paling sering kita temui? Tentu tidak. Justru aktivitas manusia-
               lah yang menjadi penyumbang terbesar. Kita bisa lihat dari jumlah kendaraan yang tiap tahun

               makin banyak, asap industri yang masih banyak dibuang ke udara tanpa penyaringan, hingga
               kebiasaan membuang sampah sembarangan. Bahkan, apa yang kita lakukan di rumah—seperti
               menggunakan plastik sekali pakai atau menghidupkan motor hanya untuk jarak 100 meter—
               juga  ikut  menambah  beban  pencemaran.  Jadi,  kalau  ditanya  siapa  “aktor  utama”  di  balik
               pencemaran, jawabannya jelas: kita sendiri.
                     Sekarang coba bayangkan, apa jadinya jika pencemaran terus meningkat tanpa ada upaya
               pencegahan?  Mari  kita  lihat  satu  per  satu.  Udara  yang  kotor  akan  langsung  kita  rasakan
               dampaknya.  Banyak  orang  menderita  batuk,  asma,  bahkan  penyakit  pernapasan  kronis.  Air
               yang  tercemar  akan  membuat  masyarakat  sulit  mendapatkan  air  bersih,  padahal  kita  tahu

               tubuh manusia sebagian besar terdiri atas air. Tanah yang penuh bahan kimia berbahaya akan
               kehilangan  kesuburannya,  dan  hasil  panen  petani  pun  menurun.  Bahkan,  kebisingan  dari
               kendaraan, mesin pabrik, atau musik keras pun bisa membuat kita stres, sulit berkonsentrasi,
               hingga  menurunkan  kualitas  tidur.  Apakah  kalian  pernah  merasa  pusing  atau  mudah  marah
               hanya karena suara bising di sekitar? Nah, itu salah satu contoh sederhana dari  pencemaran
               suara.
                     Kita juga tidak boleh lupa bahwa pencemaran tidak hanya menyerang manusia. Ekosistem
               alam ikut terganggu. Ketika air sungai tercemar, ikan-ikan mati dan hilanglah sumber pangan
               bagi  masyarakat  sekitar.  Ketika  udara  dipenuhi  emisi  karbon,  suhu  bumi  meningkat  dan
               mengganggu pola iklim global. Efeknya? Banjir makin sering terjadi, musim hujan dan kemarau




                                                                                                         83
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96