Page 286 - Bahasa_Indonesia_BS_KLS_X_Rev
P. 286
2. Pembacaan deklamasi
Berbeda dengan pembacaan tekstual, pembacaan puisi secara deklamasi
dilakukan tanpa memegang naskah. Karena itu, teks puisi harus dihafalkan
terlebih dahulu. Pembaca lebih bebas bergerak karena tidak terikat dengan
teks secara visual, tetapi harus mampu menampilkan penghayatan lebih
baik dibandingkan dengan membawa teks. Ekspresi, suara, dan gerak tubuh
menjadi hal utama.
3. Pembacaan teatrikal
Dalam pembacaan teatrikal, pembaca dituntut menampilkan ekspresi,
penghayatan, dan penjiwaan penuh terhadap isi puisi yang dibacakannya.
Pembaca dapat menampilkan puisi melalui berbagai alat bantu dan media
pendukung, misalnya kostum, aksesoris, musik, latar, setting panggung, dan
sebagainya.
Kalian bebas memilih gaya pembacaan puisi yang akan digunakan. Namun,
pilihan itu sebaiknya didasarkan beberapa hal, di antaranya kesiapan diri,
kecocokan dengan puisi, situasi kondisi, dan ketersediaan sarana pendukung.
Apa pun gaya pembacaan puisi yang dipilih, sebaiknya kalian berlatih
berulang-ulang untuk mencapai hasil maksimal. Kegiatan latihan dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Misalnya, membacakan puisi di depan
cermin, membaca puisi dengan menggunakan rekaman video, dan membaca
puisi di depan teman atau anggota keluarga.
Untuk menambah pengalaman pembacaan puisi, kalian dapat mencermati
video penampilan beberapa peserta lomba baca puisi di YouTube. Selain
itu, kalian juga dapat mencermati berbagai tips dan contoh penampilan
pembacaan puisi dengan memindai kode QR atau melalui tautan di bawah ini.
Pindai kode QR di samping untuk memirsa video “Cara
Membaca Puisi” atau kunjungi laman berikut.
https://buku.kemdikbud.go.id/s/mjppp3
Sumber: Ruang Sastra Indonesia/YouTube (2019)
270 Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X (Edisi Revisi)