Page 81 - SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
P. 81

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM


             ke-12/18 maka akan ditemukan adanya kesenjangan yang sangat-sangat
             lebar. Jika disederhanakan, umat Islam ternyata tidak mampu memanggul
             idealisme-idealisme yang dituntut oleh kitab sucinya. Kesenjangan ini
             jelas sebuah indikator negatif berkaitan dengan kemampuan umat Islam
             menjadi aktor rekayasa sosial dan menjadi pengendali sejarah kemanusiaan.
                  Secara teoretis, analisis internal saja sudah memadai untuk menjadi
             dasar perlunya pembaruan. Akan tetapi munculnya pembaruan dalam
             Islam turut pula didorong oleh keadaan komparatif umat Islam dalam
             kaitannya dengan bangsa-bangsa lain, khususnya bangsa-bangsa Eropa.
             Penjajahan telah memberi umat Islam peluang untuk merasakan secara
             langsung keunggulan dari bangsa-bangsa Eropa tersebut. Ratusan tahun
             umat Islam dijajah secara politik dan militer. Tak terhingga jumlah umat
             Islam yang menjadi korban dalam proses tersebut. Ratusan tahun sumber
             daya alam negeri-negeri muslim dijarah dan dirampok oleh bangsa-bangsa
             penjajah. Ratusan tahun kecerdasan umat Islam tertahan untuk berkembang
             karena proses penjajahan. Semua hal tersebut telah mengajari umat Islam
             akan kemajuan dan kekuatan bangsa-bangsa Eropa.

                  Alquran dan doktrin menuntut umat Islam menjadi umat terbaik
             dan menguasai dunia. Di sisi lain, bangsa-bangsa penjajah memberi ratusan
             tahun pengalaman sejarah yang menyakitkan dan menghinakan. Di tengah
             kedua faktor tersebut, pilihan umat pada dasarnya hanya dua: membiarkan
             diri jauh dari tuntutan Alquran sembari terus dijajah oleh bangsa-bangsa
             Eropa atau bangkit memperbaiki diri, membangun kemajuan dan kekuatan
             sendiri. Dalam konteks dan latar belakang semacam itulah pembaruan
             Islam muncul di awal abad ke-13/19.
                  Terkait dengan hal pembaruan ini Sardar pernah menulis bahwa:
             “Kebangkitan itu harus merupakan suatu usaha yang terencana, sistematis,
             dan koheren dalam pemikiran dan tindakan yang dapat menuntun pada
             kekuasaan politik dan intelektual yang nyata dan kemampuan ilmiah,
             teknologi dan ekonomi yang sejati.” 3

                  Dalam kutipan ini Sardar menekankan beberapa hal penting tentang
             proses pembaruan Islam:



                  3  Ziauddin Sardar, Masa Depan Islam, terjemahan Rahmani Astuti (Bandung:
             Pustaka,  1987), h. 59.

                                              71
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86