Page 39 - ATLAS KALTARA
P. 39
STRATEGI DAS PERKOTAAN ATLAS PENGELOLAAN DAS PERKOTAAN
Provinsi Kalimantan Utara
Peta Wilayah Sungai di Indonesia Peta Zonasi Pengembangan Sumber Daya Air
Arah kebijakan umum Direktorat Jenderal SDA adalah sebagai berikut : (1). Pengelolaan sumber daya air dil-
4.1 Pemerintah Nasional aksanakan dengan memperhatikan keserasian konservasi, pendayagunaan, antara hulu dan hilir, pemanfaatan
air permukaan dan air tanah, antara demand dan supply; (2). Pengelolaan dilakukan secara terpadu berbasis
Arah dan kebijakan pengelolaan sumber daya air. Arah dan kebijakan pengelolaan sumber daya air wilayah sungai; (3). Konservasi air untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan supply; (4). Pengendali-
adalah untuk meningkatkan ketahanan air, kedaulatan pangan dan kedaulatan energi guna menggerakkan sektor an pemanfaatan air tanah; (5). Pendayagunaan SDA untuk kebutuhan irigasi; (6). Pendayagunaan SDA untuk
-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka pemenuhan kebutuhan air baku untuk pemenuhan kebutuhan pemenuhan air baku untuk air bersih; (7). Pengendalian daya rusak air dalam hal banjir dilaksanakan secara
air baku untuk segala kebutuhan peningkatan kinerja jaringan irigasi rawa, peningkatan pengendalian daya rusak struktural dan non struktural; (8). Pengamanan pantai dari abrasi; (9). Mitigasi dan adaptasi SDA dalam
air, peningkatan upaya konservasi sumber daya air, peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan sarana prasa- menghadapi dampak negatif; (10). Peningkatan partisipasi masyarakat; (11). Penataan kelembagaan melalui
rana sumber daya air. Berdasarkan kondisi ketersediaan air, jumlah dan kepadatan penduduk, kejadian banjir, pengaturan kewenangan dan tanggungjawab; (12). Penataan dan penguatan sistem pengelolaan data dan infor-
serta potensi pengembangan irigasi dan tampungan air, kebijakan pengelolaan sumber daya air di masing- masi Peta. Wilayah WS Sesayap –WS Lintas Negara
masing pulau di Indonesia secara umum diarahkan sebagai berikut : SDA.
No. Nama Pulau Arah dan Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air
1. Pulau Sumatra Dengan curah hujan memadai dan ketersediaan air cukup, pengembangan SDA ke depan diarahkan
pada pengembangan jaringan irigasi dan rawa, penanganan banjir serta pengembangan tampungan
dengan kapasitas besar (bendungan).
2. Pulau Kalimantan Dengan ketersediaan air yang cukup, namun dipengaruhi oleh keberadaan rawa (payau) dan kejadian
banjir di beberapa lokasi, pengembangan SDA diarahkan pada pengembangan jaringan irigasi dan
rawa (secara terbatas), penanganan banjir di lokasi rawan banjir, serta pengembangan SPAM
perkotaan.
3. Pulau Sulawesi Dengan ketersediaan air cukup dan kejadian banjir yang mulai meningkat di beberapa lokasi,
pengembangan SDA diarahkan pada pengembangan SDA diarahkan pada pengembangan ekstensif
jaringan irigasi, penanganan banjir di lokasi rawan banjit, serta pengembangan tampungan besar
(bendungan) dan SPAM sebagai upaya penyediaab air baku untuk air bersih.
4. Pulau Bali dan Nusa Dengan curah hujan cenderung rendah dan ketersediaan air yang kritis, pengembangan SDA diarahkan
Tenggara pada pengembangan jaringan irigasi secara selektif, serta pengembangan tampungan sederhana
(embung) dan pemanfaatan sumber air tanah sebagai alternatif sumber air baku.
5. Pulau Maluku dan Dengan ketersediaan air tinggi, namun kepadatan penduduk rendah, serta potensi irigasi dan rawa
Papua terbatas, pengembangan SDA diarahkan pada pengembangan irigasi dan rawa dengan mempertim-
bangkan ketersediaan petani dan keberlanjutan lingkungan, penanganan banjir di lokasi rawan banjir,
serta pengembangan air baku perkotaan dan distrik.
6. Pulau Jawa Dengan ketersediaan air yang rawan, jumlah penduduk yang padat, pengembangan SDA diarahkan pada
peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada, penanganan banjir secara menyeluruh dan terpadu, pengem-
bangan tampungan dengan kapasitas besar (bendungan), pengembangan SPAM regional untuk penye-
diaan air baku untuk air bersih serta pendekatan demand management.
4. PROFIL KELEMBAGAAN
3 - 1 4.1 Pemerintah Pusat

