Page 64 - 4. 2023_Buku Pendidikan Anti Bullying_Rini Yudiati_compressed
P. 64
seperti aksesibilitas untuk kursi roda dan ramah bagi penyandang
disabilitas, harus dipertimbangkan dengan seksama.
3. Kurikulum yang Dapat Diakses Semua Siswa: Kurikulum harus
dirancang agar dapat diakses oleh semua siswa, termasuk yang
memiliki kebutuhan khusus. Pembelajaran harus disesuaikan
dengan gaya belajar dan kemampuan masing-masing siswa.
4. Penggunaan Pendekatan Inklusif dalam Pembelajaran: Guru
harus menggunakan pendekatan pembelajaran inklusif,
termasuk strategi pembelajaran yang beragam dan mendukung
keberagaman siswa dalam kelas.
5. Dukungan dan Kolaborasi: Kolaborasi antara guru, staf sekolah,
dan tim dukungan inklusi sangat penting dalam memberikan
dukungan yang tepat bagi siswa dengan kebutuhan khusus.
Dukungan dari guru bimbingan dan konseling, terapis, dan ahli
lainnya dapat membantu siswa mengatasi tantangan mereka.
6. Promosi Keterlibatan Semua Siswa: Semua siswa, tanpa
terkecuali, harus diikutsertakan dalam kegiatan dan acara
sekolah. Promosi keterlibatan dan partisipasi aktif akan
membantu menciptakan iklim inklusif di sekolah.
7. Sensitivitas Sosial dan Emosional: Siswa diajarkan untuk
menjadi lebih sensitif secara sosial dan emosional terhadap
keberagaman dan perbedaan. Pembelajaran tentang empati dan
menghormati orang lain akan meningkatkan hubungan antar
siswa.
8. Pendidikan dan Pelatihan: Guru dan staf sekolah harus dilatih
dalam pendekatan inklusif dan bagaimana menghadapi
kebutuhan khusus siswa dengan efektif. (Perwitasari, dkk,
2020).
Penerapan budaya sekolah inklusi memerlukan komitmen
dari seluruh anggota sekolah dan pihak terkait untuk menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif, menghargai keberagaman, dan
memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk berkembang secara
optimal..
Pendidikan Anti Bullying 55