Page 21 - BUKU MODEL ADISI
P. 21

BUKU MODEL ADISI         18






                        dapat diabaikan dalam pembelajaran dan seharusnya menjadi bagian dari wacana

                        pembelajaran  sains.  Banyak  peneliti  pendidikan  sains  berpendapat  bahwa  sains
                        lebih  menarik  bagi  pelajar  ketika  dipandang  relevan  dengan  pengetahuan  atau

                        pengalaman berlatar belakang budaya mereka (Aikenhead, 1996; Ogunniyi, 1988;

                        Ogunniyi, 2004).
                               Pengetahuan  berlatar  budaya  terbukti  memberikan  kontribusi  yang

                        signifikan dalam wacana yang terjadi di kelas sains. Kondisi inilah yang menjadi
                        kekuatan  pendorong  para  guru  sains  untuk  mengintegrasikan  sains  dengan

                        pengetahuan  masyarakat.  Integrasi  sains  dan  pengetahuan  masyarakat  telah

                        mendapatkan perhatian dalam beberapa dekade terakhir karena beberapa manfaat
                        potensial. Salah satu manfaat tersebut adalah bahwa peserta didik akan belajar sains

                        menjadi lebih bermakna ketika dibuat lebih relevan bagi mereka dengan mengakui
                        dan memasukkan nilai-nilai budaya mereka ke dalam pembelajaran sains sekolah.

                               Model  ADISI  selaras  dengan  prinsip  dasar  teori  konstruktivisme  yang
                        menekankan bahwa pengetahuan dibentuk secara aktif oleh peserta didik melalui

                        keterlibatan langsung dalam proses belajar. Dalam model ini, peserta didik diajak

                        untuk mengeksplorasi masalah SSI yang relevan dengan kehidupan mereka serta
                        mengaitkannya  dengan  nilai-nilai  budaya  lokal.  Proses  ini  mendorong  mereka

                        untuk berpikir kritis, berdiskusi, dan merumuskan argumen berdasarkan data yang
                        mereka  temukan  melalui  percobaan  yang  mereka  rancang  sendiri,  sehingga

                        pembelajaran  menjadi  bermakna  dan  kontekstual.  Aktivitas-aktivitas  tersebut
                        memungkinkan  peserta  didik  membangun  sendiri  pemahaman  mereka  tentang

                        konsep-konsep sains, bukan hanya menerima informasi secara pasif dari dosen.

                               Lebih  jauh,  peran  dosen  dalam  model  ADISI  beralih  menjadi  fasilitator
                        yang  membimbing  proses  konstruksi  pengetahuan  peserta  didik,  sesuai  dengan

                        pendekatan  konstruktivistik.  Dosen  memberikan  dukungan  dalam  bentuk

                        pertanyaan  pemantik,  umpan  balik,  dan  sumber  belajar  yang  relevan  untuk
                        membantu  peserta  didik  mengembangkan  pemahaman  yang  lebih  mendalam.

                        Dengan  mengintegrasikan  tahapan  argumentasi  dan  refleksi  dalam  langkah
                        pembelajaran, model ADISI tidak hanya memperkuat penguasaan konten sains,

                        tetapi  juga  membina  keterampilan  berpikir  tingkat  tinggi,  seperti  menyusun




                                                                                             LISA UTAMI
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26