Page 61 - BUKU MODEL ADISI
P. 61
BUKU MODEL ADISI 58
mendiskusikannya dengan kelompok lain secara kritis dan konstruktif, dengan
bimbingan dosen. Diskusi ini bertujuan untuk mengevaluasi kekuatan argumen
serta membangun argumentation self efficacy mahasiswa dalam menyampaikan
pendapat secara ilmiah. Selanjutnya, mahasiswa menyusun laporan investigasi
secara berkelompok yang mencakup prosedur, hasil, dan integrasi argumen ilmiah.
Laporan tersebut kemudian ditinjau oleh kelompok lain melalui mekanisme peer
review untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan isi serta penyajiannya.
Setelah mendapatkan umpan balik dari sejawat dan dosen, mahasiswa merevisi
laporan untuk memperbaiki kualitas konten, struktur argumen, dan ketepatan
konsep. Keempat tahap ini secara terpadu mendorong pengembangan keterampilan
berpikir kritis, komunikasi ilmiah, kerja sama tim, dan self-efficacy dalam konteks
praktik ilmiah yang autentik.
Pada pertemuan ketiga, mahasiswa akan mempelajari identifikasi kation
golongan I (Ag⁺, Pb²⁺, Hg₂²⁺), kation golongan II (Hg²⁺, Cu²⁺, Cd²⁺, Bi³⁺, Sn²⁺/⁴⁺,
2+
2+
2+
2+
2+
As³⁺, Sb³⁺/⁵⁺) dan kation golongan III (Fe , Fe³⁺, Al³⁺, Co , Ni , Mn , Zn , Cr³⁺)
melalui pendekatan socioscientific issues (SSI). Pembelajaran
dikontekstualisasikan dengan isu lingkungan nyata, yaitu permasalahan kualitas air
gambut yang berwarna merah serta praktik penggunaan kaporit oleh masyarakat
untuk menjernihkan air guna keperluan sehari-hari di Kepulauan Meranti, Riau.
Setelah konteks isu disampaikan, dosen mengajukan pertanyaan-pertanyaan
pemantik yang mendorong mahasiswa untuk menganalisis permasalahan secara
kritis dan berdiskusi dalam kelompok guna merumuskan alternatif solusi berbasis
sains. Dalam proses pembelajaran ini, dosen juga memperkenalkan konsep
indigenous science, khususnya kearifan lokal masyarakat setempat yang
memanfaatkan daun pisang sebagai bahan alami untuk membantu menjernihkan air
gambut. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat pemahaman kimia analitik, tetapi
juga menanamkan nilai-nilai sosial dan budaya dalam pengambilan keputusan
ilmiah yang kontekstual dan berkelanjutan.
Langkah keempat yaitu argumentation session. Pada sesi argumentasi,
mahasiswa secara berkelompok mempresentasikan argumen ilmiah yang telah
disusun secara digital, kemudian mendiskusikannya dengan kelompok lain secara
LISA UTAMI

