Page 337 - THAGA 2024
P. 337

apa-apa, deh. Eh, ada sih, titip Kakak balik gak ngerepotin aku
              aja,” tawanya menyembur.
                  Aku  hanya  senyum  mendengar  kelakarnya.  Anak  ini
              didepanku  selalu  terlihat  biasa  saja  tanpa  rasa  sungkan.
              Kasih  sayang  yang  diberikan  seolah  tak  mengharap  timbal
              balik. Namun, mataku yang sudah terlatih ini jarang bisa luput.
              Mataku  melihat  kedalaman  matanya,  ada  sebuah  harapan
              yang berusaha berat dia tepis. Seolah ada sebuah dinding yang
              menyekat.
                  Sejenak  bersantai  dengan  irama  instrumen  musik  soft,
              tubuhku  kini  terlungkup  terlucuti  bagian  atasnya.  Panasnya
              kota matahari Sidoarjo dapat diredam dengan air conditioner
              yang  bekerja  24  jam  tanpa  libur.  Di  kamar  putih  apartemen
              Tamansari Prospero nomer 25 lantai 18, Selin memulai tarian
              jemarinya di atas tubuhku. Kami sengaja memilih unit di tower
              ini  karena  reputasinya  sebagai  apartemen  paling  bebas  di
              Sidoarjo. Cukup proper dalam menunjang bisnis-bisnisku.
                  Tak  lama  gawaiku  bergetar,  layarnya  berkelap-kelip
              memunculkan nama Arum.
                  “Gal kita ketemu di Nest Coffee & Donuts saja, waktunya
              terserah kamu.”
                  Aku segera mencari informasi tentang tempat itu di mbah
              Google.  Tempatnya  dekat  terminal  Giwangan  Jogjakarta.
              “Yasudahlah kalo gitu nanti malam bisa berangkat naik bis saja,
              pikirku.” Aku segera membalas.
                  “Oke, besok jam 9, ya. Oiya boleh aku save nomermu? Biar
              gak repot kalo aplikasi ini tiba-tiba eror.” Terkirim. Aku tersenyum
              dan kembali menikmati tarian jemari Selin.
                  “Sel  aku  berangkat  Jogja  entar  malem.  Ngegojek  aja,
              deh, ke terminalnya. Gak pengen gitu ngasih bekal?” tanyaku
              sembari mengusap paha mulusnya.

                                                              THAGA      329
                                                                GALGARA
   332   333   334   335   336   337   338   339   340   341   342