Page 358 - THAGA 2024
P. 358
Suara seseorang yang sedang menahan sebuah sakit yang
sangat.
Lelaki yang terkapar di atas kasur lipat abu-abu itu
kini mengusap perut dan punggung dengan sebuah likuid
bertulis Counterpaint. Setelahnya digeletakkan begitu saja di
sampingnya. Berikutnya sebuah tablet putih bertulis Hyloquin
dia reguk bersama sebotol air mineral tanggung, masih dengan
posisi berbaring dan mencangkung.
“Ak ..., eh ..., ga ...,” ucapnya terputus kala napasnya seolah
berhenti setiap dia ingin mengeluarkan suaranya. Tulang
punggung dan rusuknya seolah tak sanggup menahan beban
tubuhnya yang sudah tinggal tulang dan kulit. Perutnya terasa
melilit dan seperti dipukuli oleh petinju profesional. Berdebam-
debam. Di saat begini dia tak akan pernah bisa tidur meski
waktu sudah menunjukkan angka dini hari. Dia akan tertidur
sejenak lalu akan terbangun lagi. Dia menunggu tubuhnya yang
menggerogoti dirinya sendiri hingga tak lagi mengingat rasa
sakit hingga matanya tanpa sadar terpejam.
“Al, Al.” Suara Inka memanggil dari seberang sana. “Kamu
baik-baik saja, kan? Apa perlu bantuan? Suaramu seperti
erangan orang yang kesakitan. Kamu kenapa, Al? Coba angkat
layar gawaimu, mungkin aku bisa membantumu.” Nada Inka
terdengar khawatir.
“Aduh,” erangannya seperti tak tertahankan. Keringat
dingin membasahi punggung dan wajahnya. Anak rambut di
keningnya mulai basah oleh keringat yang membulir.
“Al kirim alamat tinggalmu di mana sekarang. Aku ke sana.
Atau paling tidak aku bisa pesankan Gocar buat kamu ke IGD.”
Nada Inka mulai panik. Suaranya sudah bermain di nada tinggi.
“Al angkat, Al. Ngomong ada apa, aku bantu. Kalo gak gitu
kamu shareloc biar aku yang urus sisanya.”
350 THAGA
GALGARA