Page 145 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 145

Integrasi  Timor-Timur ke  dalam  wilayah Indonesia  tidak terlepas  dari
                 situasi  politik  internasional  saat  itu, yaitu Perang Dingin dimana  konstelasi
                 geopolitik kawasan Asia  Tenggara  saat  itu  terjadi  perebutan pengaruh dua
                 blok yang sedang bersaing yaitu Blok Barat    (Amerika  Serikat) dan Blok
                 Timur (Uni  Soviet).  Dengan kekalahan Amerika    Serikat  di  Vietnam  pada
                 tahun 1975, berdasarkan teori  domino yang diyakini  oleh Amerika  Serikat
                 bahwa  kejatuhan Vietnam  ke  tangan kelompok komunis   akan merembet   ke
                 wilayah–wilayah lainnya. Berdirinya   pemerintahan Republik Demokratik
                 Vietnam  yang komunis  dianggap sebagai  ancaman yang bisa   menyebabkan
                 jatuhnya negara-negara di sekitarnya ke tangan pemerintahan komunis.

                     Kemenangan komunis      di  Indocina  (Vietnam) secara  tidak langsung
                 juga  membuat  khawatir para  elit  Indonesia  (khususnya  pihak militer). Pada
                 saat  yang sama  di  wilayah  koloni  Portugis  (Timor-Timur) yang berbatasan
                 secara  langsung dengan wilayah Indonesia   terjadi  krisis  politik. Krisis  itu
                 sendiri  terjadi  sebagai  dampak kebebasan yang diberikan oleh pemerintah
                 baru Portugal  di  bawah pimpinan Jenderal   Antonio de  Spinola. Ia  telah
                 melakukan perubahan dan berusaha mengembalikan hak-hak sipil, termasuk
                 hak demokrasi masyarakatnya, bahkan dekolonisasi.

                     Di  Timor-Timur muncul   tiga  partai  politik besar yang memanfaatkan
                 kebebasan yang diberikan   oleh pemerintah Portugal. Ketiga  partai  politik
                 itu adalah:  (1) Uniao Democratica Timorense  (UDT-Persatuan Demokratik
                 Rakyat Timor) yang ingin merdeka secara bertahap. Untuk tahap awal UDT
                 menginginkan Timor-Timur menjadi negara bagian dari Portugal: (2) Frente
                 Revoluciondria de  Timor  Leste  Independente  (Fretilin-Front  Revolusioner
                 Kemerdekaan Timor-Timur) yang radikal       –Komunis   dan ingin    segera
                 merdeka;  dan (3) Associacau Popular    Democratica Timurense    (Apodeti-
                 Ikatan Demokratik Popular Rakyat    Timor) yang ingin bergabung dengan
                 Indonesia. Selain itu terdapat  dua  partai  kecil, yaitu  Kota  dan Trabalhista.
                 Ketiga  partai  tersebut  sali  bersai  bahka  timbul  konli  berupa  pera
                 saudara.
                     Pada  tanggal  31 Agustus  1974 ketua  umum  Apodeti, Arnaldo dos  Reis
                 Araujo, menyatakan partainya    menghendaki   bergabung dengan Republik
                 Indonesia sebagai provinsi ke-27. Pertimbangan yang diajukan adalah rakyat
                 di  kedua  wilayah tersebut  mempunyai  persamaan dan hubungan yang erat,
                 bai  secara  historis da  etnis ma  geograis  Menurutnya  integrasi  aka


                 menjamin stabilitas politik di wilayah tersebut. Pernyataan tokoh Apodeti itu
                 mendapat respons yang cukup positif dari para elit politik Indonesia, terutama
                 dari kalangan elit militer, yang pada dasarnya memang merasa khawatir jika






                                                                        Sejarah Indonesia
                                                                                            137
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150