Page 163 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 163

a)   Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan

                     Sehari  setelah  dilantik, B.J. Habibie  telah berhasil  membentuk kabinet
                 yang diberi  nama  Kabinet  Reformasi   Pembangunan. Kabinet    Reformasi
                 Pembangunan terdiri   atas  36 Menteri, yaitu 4 Menteri    Negara  dengan
                 tugas  sebagai  Menteri  Koordinator, 20 Menteri  Negara  yang memimpin
                 Departemen, dan 12 Menteri Negara yang memimpin tugas tertentu. Dalam
                 Kabinet Reformasi Pembangunan tersebut terdapat sebanyak 20 orang yang
                 merupakan Menteri    pada  Kabinet  Pembangunan era     Soeharto. Kabinet
                 Reformasi Pembangunan terdiri atas berbagai elemen kekuatan politik dalam
                 masyarakat, seperti  dari  ABRI, partai  politik (Golkar, PPP, dan PDI), unsur
                 daerah, golongan intelektual  dari  perguruan tinggi, dan lembaga  swadaya
                 masyarakat. Untuk pertama kalinya sejak  pemerintahan Orde Baru, Habibie
                 mengikutsertakan kekuatan sosial politik non Golkar, unsur daerah, akademisi,
                 profesional dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), sehingga diharapkan
                 terjadi  sinergi  dari  semua  unsur kekuatan bangsa  tersebut. Langkah ini
                 semacam  rainbow coalition   yang terakhir kali  diterapkan dalam  Kabinet
                 Ampera.
                     Pada  sidang pertama  Kabinet  Reformasi  Pembangunan, 25 Mei    1998,
                 B.J. Habibie  memberikan pengarahan bahwa     pemerintah harus  mengatasi
                 krisis ekonomi dengan dua sasaran pokok, yakni tersedianya bahan makanan
                 pokok masyarakat dan berputarnya kembali roda perekonomian masyarakat.
                 Pusat  perhatian Kabinet  Reformasi   Pembangunan adalah meningkatkan
                 kualitas, produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat, dengan memberi peran
                 perusahaan kecil, menengah dan koperasi, karena terbukti memiliki ketahanan
                 ekonomi dalam menghadapi krisis.
                     Dalam  sidang pertama  kabinet  itu juga, Habibie  memerintahkan bahwa
                 departemen-departemen terkait secepatnya mengambil langkah persiapan dan
                 pelaksanaan reformasi, khususnya  menyangkut   reformasi  di  bidang politik,
                 bidang ekonomi   dan bidang hukum. Perangkat    perundang-undangan yang
                 perlu diperbarui antara lain Undang-Undang Pemilu, Undang-Undang tentang
                 Partai Politik dan Golkar, UU tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR dan
                 DPRD, UU tentang Pemerintahan Daerah.

                     Menindaklanjuti  tuntutan yang begitu kuat  terhadap  reformasi  politik,
                 banyak kalangan menuntut       adanya  amendemen UUD        1945.Tuntutan
                 amendemen tersebut    berdasarkan pemikiran bahwa      salah satu sumber
                 permasalahan dalam   penyelenggaraan pemerintahan negara    selama  ini  ada
                 pada  UUD   1945. UUD    1945 memberikan kekuasaan yang sangat       besar







                                                                        Sejarah Indonesia
                                                                                            155
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168