Page 192 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 192

Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi       di  Indonesia
              setelah merdeka  terbagi  menjadi  dua  dekade. Pada  dekade  pertama, yaitu
              tahun 1945-1960, bangsa   Indonesia  mulai  mengerti  arti  teknologi  produksi,
              walaupun masih dalam    tingkat  pasif dan penuh ketergantungan pada  pihak
              luar negeri. Hasil dari pengenalan ilmu pengetahuan teknologi untuk pertama
              kali  yaitu pembangunan pabrik semen di   Gresik, pabrik kertas  di  Blabak
              (Magelang), pabrik gelas  dan kosmetik di   Surabaya  yang dibangun pada
              pertengahan dekade 1950-an. Pada dekade ke-2 yaitu pada tahun 1976 dengan
              mendirikan pabrik pesawat   terbang di  Bandung yang diberi  nama  Industri
              Pesawat  Terbang Nurtanio (IPTN) yang menggunakan teknologi     yang lebih
              canggih lagi.  Teknologi  dari  pabrik pesawat  terbang ini  mengacu pada
              teknologi di Jerman.
                  Selain lembaga-lembaga penelitian, teknologi di Indonesia juga mengalami
              perkembangan.    Dalam  bidang komunikasi, pemerintah RI membeli     satelit
              yang diberi nama Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa (SKSD Palapa).
              Lembaga-lembaga    siaran radio dan televisi  juga  mengalami  perkembangan
              pesat sejak kemerdekaan Indonesia.


              1.  Nurtanio: Industri Dirgantara Nasional

                  Perkembangan teknologi di Indonesia sangat diuntungkan oleh Booming
              minyak yang terjadi   pada  tahun 1970-an. Booming    minyak memberikan
              keuntungan tersendiri  bagi  pemerintah Indonesia, ketika  pemerintah Orde
              Baru merancang alih teknologi tinggi, khususnya pembuatan industri pesawat
              terbang nasional.  Perkembangan industri   pesawat  terbang berawal  ketika
              Presiden Soeharto memanggil pulang ahli aeoronika lulusan Universitas Achen
              di Jerman, B.J. Habibie, pada tahun 1974. Suharto menugaskan Habibie untuk
              menyiapkan segala hal terkait pembangunan industri dirgantara nasional.
                  Untuk mendukung kerja    B.J. Habibie, Presiden Soeharto menempatkan
              Habibie sebagai staf divisi pengembangan teknologi tinggi Pertamina.  Posisi
              strategis  ini  membuat  Habibie  memperoleh kemudahan dalam   pembiayaan
              (dana  yang berlimpah dari  booming  minyak) sehingga  mampu membiayai
              eksperimen teknologi  tinggi  yang dirancang Habibie. Di  sisi  lain hubungan
              Habibie dengan penguasa juga semakin dekat membuat kemudahan bagi Habibie
              dalam  mengembangkan ide-idenya. Habibie       kemudian mengembangkan
              industri-industri strategis dengan mendirikan Badan Pengkajian dan Penerapan
              Teknologi (BPPT) sebagai basis awal pengembangan industri strategis.









              184  Kelas XII SMA/MA
   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197