Page 70 - EBOOK_Peribahasa Jawa Sebagai Cerminan Watak Sifat dan Perilaku Manusia Jawa
P. 70
BAB IV
MANUSIA JA WA
4.1 Pengertian Manusia Jawa
Sebelum membicarakan tentang manusia Jawa, terlebih dahulu
dibicarakan apakah manusia itu. Ernst Cassirer, ketika menulis bukunya
yang berjudul An Essay on Man (1944), yang diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia menjadi Manusia dan Kebudayaan (1987), memulainya
dengan pertanyaan senada: apakah manusia itu? Dari uraiannya secara
mendasar, tanpa mengesampingkan perbedaan fisiologis antara berbagai
bentuk mahluk di dunia dan pendapat beberapa filosof tentang manusia,
Cassirer menunjukkan adanya inti terdalam dalam jatidiri manusia.
Jatidiri manusia itu adalah campuran ajaib dari ada dan tiada
(Cassirer, 1987: 9) Manusia adalah sosok yang terus-menerus mencari
jatidirinya. Senada dengan pernyataan Cassirer, Leahy secara filosofis
juga menyebutkan bahwa manusia itu adalah wujud sekaligus badan dan
jiwa, serta materi dan roh. Melalui roh, manusia menguras dan mening-
katkan setinggi-tingginya daya indera dan naluri, daya tumbuh-tumbuhan,
dan materi yang belum sama sekali terang (1989: 212). Leahy mengutip
pendapat Maritain Reflexions sur I 'intelligence et sur sa vie propre:
"Lewat rohnya jugalah manusia mampu menggumamkan 'hal-hal ilahi'
(19: 292).
Pernyataan Cassirer dan Leahy tersebut menunjukkan adanya deter-
minasi umum dan khusus dalam jati diri manusia. Manusia secara umum
memang melakukan persepsi inderawi, ingatan, pengalaman, imajinasi,
dan penalaran. Namun, secara khusus manusia dapat dijelaskan dan di-
tentukan berdasarkan kesadarannya. Kesadaran manusia inilah yang me-
nempatkan manusia terkotak-kotak oleh lingkungannya.
62