Page 79 - EBOOK_Peribahasa Jawa Sebagai Cerminan Watak Sifat dan Perilaku Manusia Jawa
P. 79
Dalam diri manusia Jawa, watak itu tidak dapat diubah. Mengubah
watak manusia berarti mengubah bentuk genetis manusia. Bentuk genetis
ini yang sangat mcmpengaruhi kondisi hidup manusia.
Oleh sebab itu, manusia Jawa sering menyebut genetis ini dengan
bibit. Ada ungkapan Jawa yang berkaitan dengan dasar watak, sifat, dan
perilaku manusia. Dasar itu dapat diperhatikan dari ungkapan bibit,
bebet, dan bobot kemanusiannya.
Bibit inilah yang secara genetis menurunkan watak manusia. Dalam
hubungan dengan manusia Jawa, ada dua hal yang secara normatif perlu
diperhatikan tentang watak, yaitu watak baik dan watak buruk. Watak
baik secara normatif perlu diteladani oleh manusia. Sementara watak
buruk manusia tidak layak ditiru.
Masyarakat Jawa sering menyebut watak yang buruk sebagai penya-
kit yang tidak bisa disembuhkan. Manusia Jawa sering berseloroh dengan
ungkapan: Iara weteng bisa ditambani, Iara watek dienteni nganti mati.
Ungkapan itu bermakna 'sakit perut dapat disembuhkan, tetapi kalau wa-
taknya yang sakit, kesembuhannya hanyalah kalau ia sudah meninggal' .
Pengenalan terhadap watak manusia dapat dilihat dari aktualisasi diri.
Pergaulan merupakan kunci pengenalan watak manusia. Dalam per-
gaulan, seorang yang berwatak positif dan negatif berinteraksi, maka
yang terjadi adalah saling pengaruh. Manusia berwatak positif dapat
mempengaruhi manusia berwatak negatif, demikian pula sebaliknya.
Deng an demikian, interaksi watak positif mempengaruhi yang negatif
untuk menjadi watak positif diperlukan dalam proses pembangunan di
Indonesia. Pengenalan unsur-unsur dasar diri manusia perlu dimanfaatkan
secara maksimal. Pengenalan yang lebih khusus adalah sifat manusia
Jawa.
4.5 Konsep Sifat Manusia Jawa
Kalau watak merupakan unsur dasar yang sifatnya genetif pada diri
manusia, maka sifat merupakan unsur predikatif dalam diri manusia.
Sifat itu timbul karena pantulan watak dan cerrninan perilaku manusia.
Dari konsep ini, sifat dapat dijelaskan sebagai sesuatu yang melekat pada
diri manusia.
71