Page 291 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 291

270  —  SEJARAH ISLAM DI NUSANTARA


              Snouck dan para pengikutnya, Belanda maupun Indonesia, menikmati
          akses pada eselon tertinggi kekuasaan dan pengaruh kolonial hanya selama
          orang-orang  Muslim  modern  yang  mereka  dukung  mengesampingkan
          harapan mereka untuk merdeka. Namun, seiring berlalunya waktu, harapan
          ini tampak semakin bisa dicapai. Rakyat kolonial yang sudah begitu lama
          berkolaborasi  dengan  negara  kolonial  mulai  mengutuknya.  Kutukan
          mereka semakin fasih ketika kaum Nasionalis dan negara sama-sama mulai
          meninggalkan para penengah Orientalis mereka. Bahkan, kredibilitas (dan
          oleh  karena  itu  manfaat  bersama)  para  Penasihat  mengalami  kerusakan
          yang tak dapat diperbaiki pada pengujung 1920-an. Namun, hanya sedikit
          kritikus di kedua kubu mempertanyakan simpulan-simpulan historis mereka.
          Berbagai simpulan itu masih bersama kita sekarang. Pastinya terdapat warna
          Islam pada berbagai insiden seperti yang terjadi di Garut pada 1919, tetapi
          hanya  sedikit  pejabat  kolonial  yang  mengawasi  para  Suf   yang  terinspirasi
          Mekah. Ada bahaya global yang lebih jelas untuk ditangani: kaum Sosialis dan
          Komunis, yang telah berbaur di Kanton atau Paris. Jin modern sudah keluar
          dari botol, dan dia bukanlah Suf  karena para Suf  berada jauh pada masa lalu.
          Dan, orang bisa memahami apa pun yang dia suka dari masa lalu.
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296