Page 4 - EBOOK_Renasans Jogja
P. 4

EDITORIAL





                                            Renesans Jogja





































        4             erminologi Renesans Jogja atau Jogja Renaissance,   Sejumlah kata kunci seperti daratan, kemaritiman,

                      yang bermakna kebangkitan atau kelahiran         keunggulan lokal, dan kearifan lokal dapat digunakan
               Tkembali Yogyakarta, dapat dipahami sebagai             sebagai pintu masuk untuk memahami pokok soal
               cita-cita untuk kembali dalam kejayaan disertai kesadaran   ‘bagaimana kebangkitan dan kejayaan kembali’ itu dapat
               sains, seni, dan berujung pada keberadaban.  Kata       diraih. Dalam Kamus Filsafat yang disusun Lorens Bagus
               Jogja Renaisance diungkapkan pertama kali oleh Sultan   (2005) kata renaissance (renesans) dijelaskan bahwa, “istilah
               Hamengku Buwono X, Gubernur Daerah Istimewa             ini menunjukkan suatu gerakan yang meliputi suatu
               Yogyakarta (DIY), pada tanggal 10 Mei 2012, dalam       zaman di mana orang merasa dilahirkan kembali dalam
               momentum sabda tama atau amanat. Dalam sabda tama       keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali
               tersebut, Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan         pada sumber-sumber yang murni bagi pengetahuan dan
               visi bahwa dalam proses pembangunan DIY agar menggali   keindahan (h. 954).  Pada era itu, menurut Bagus, manusia
               pengetahuan dan kebudayaan masa lalu untuk meraih       berada dalam otonomi dan kedaulatan dalam berpikir,
               kejayaan. Harapan itu kembali diulang oleh Sultan       melakukan eksplorasi, percobaan-percobaan, dalam kaitan
               Hamengku Buwono X dalam forum Sidang Paripurna          upaya mengembangkan seni, sastra, dan sains. Kondisi
               DPRD DIY pada 21 September 2012 dengan judul/tema       semacam itu menjadikan tantangan baru, dan siapapun
               “Yogyakarta Menyongsong Peradaban Baru”. Peradaban      yang tergerak, akan terbebas dari kemandegan dan jalan
               baru yang dimaksud antara lain upaya membangun          buntu.
               peradaban unggul dengan strategi budaya membalik
               paradigma “among tani” menjadi “dagang layar”,          Karena itu ungkapan renesans Yogyakarta dapat dipahami
               dari pembangunan berbasis daratan menjadi berbasis      sebagai suatu harapan terhadap Daerah Istimewa
               kemaritiman, yang bertumpu pada keunggulan lokal (local   Yogyakarta yang cemerlang; sebuah daerah istimewa (dan
               genius) dan kearifan lokal (local wisdom).              kota) yang – karena potensi sumber daya manusia, alam,
   1   2   3   4   5   6   7   8   9