Page 5 - EBOOK_Renasans Jogja
P. 5
sumber pengetahuan, kebudayaan, pemasangan iklan luar ruang, dan lain- Harapan untuk mengalami ‘kelahiran/ 5
dan seni yang melimpah – mampu lain), kebijakan pendidikan (pendidikan kebangkitan kembali’ bukanlah
menunjukkan derajat keberadaban kesenian, perpustakaan, laboratorium), ngayawara (ngelantur) belaka. Tetapi
masyarakat Yogyakarta yang museum, galeri, ruang pertunjukan, dan bertolak dari sejarah panjang dan kisah
menyandang status daerah istimewa. lain-lainnya yang bersifat “kebutuhan sukses berupa berbagai pencapaian
dasar untuk menjelajahi pengetahuan, yang pernah diraih di masa lalu dan
Keadaan demikian itu sangat (dan kesenian, dan keberadaban” menjadi masa kini. Sekarang pertanyaannya,
harus) terjadi, jika di dalam tata kota, fokus pembangunan pemerintah propinsi, pencapaian seperti apa yang ingin
tatalaksana birokrasi pemerintahan, pemerintah kota, pemerintah kabupaten, diraih di waktu-waktu mendatang?
tatalaksana pendidikan, tata sosial, hingga ke level kalurahan? Itulah prasyarat Pencapaian-pencapaian apa sajakah,
tata politik, tata ekonomi, tata menuju Renesans Jogja. khususnya dalam konteks seni-
kebudayaan, disertai oleh sains dan budaya, yang bisa kita catat dan pantas
teknologi mutakhir, tepat guna, dan Hingga hari ini dan seterusnya, para dijadikan titik pijak? Mari kita lihat
tepat sasaran menjadi pedoman dan pemikir, perancang, pujangga, dan selintas.
seniman terus menunjukkan krida
kredo para birokrat, serta seluruh
mereka, mewangikan jagad kehidupan
masyarakat. Akan mewujud menjadi Kelahiran Universitas Gadjah Mada
dan kebudayaan Yogyakarta, juga
kredo, apabila aparatus pemerintah di pada 19 Desember 1949, dan Akademi
segala level memahami, menerapkan, Indonesia, bahkan berkontribusi Seni Rupa Indonesia (ASRI) pada 15
pada dunia. Yogyakarta, seperti sudah
dan mengkampanyekan, yang berujung
disebutkan tadi, memiliki kekayaan Januari 1950 dapat disebut sebagai
pada keteladanan. Sudahkah tata
sumber daya manusia dan budaya bergulirnya tradisi ilmu pengetahuan
kota, jalan raya, fasilitas dan ruang
yang melimpah. Yang dibutuhkan dan seni (kususnya seni rupa) secara
publik (pedestrian, ruang terbuka, adalah kecerdasan pengelolaan untuk nasional melalui jalur pendidikan
transportasi publik, kebijakan
memuliakan warganya.
Edisi 4/2017 | matajendela