Page 179 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 179
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
al.(1991); Rochayati et al.(1991). Pada umumnya pupuk yang diberikan petani hanya unsur
hara makro, karena langsung berpengaruh terhadap kuantitas panen padi. Jika hal ini
berlangsung terus menerus dalam angka waktu yang lama maka akan terjadi tidak berimbang
hara dalam tanah, akan diperparah lagi jika kadar bahan organik juga semakain rendah di
lahan-lahan pertanian. Kandungan bahan organik dalam tanah sawah di Jawa Timur 99%
tergolong rendah yaitu kurang dari 2% (Suyamto. 2003), sehingga menyebabkan terjadinya
kemerosotan kualitas lahan. Oleh karena itu diperlukan penambahan pupuk organik untuk
memperbaiki produktivitas lahan.
2. Tinjauan Pustaka
Beras merupakan pangan pokok yang sangat dominan dan memiliki peran yang cukup
besar dalam perekonomian Indonesia antara lain: (a) usahatani padi menghidupi sekitar 20
juta keluarga petani dan buruh tani, serta menjadi urat nadi perekonomian pedesaan, (b)
permintaan akan beras terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk karena
belum berhasilnya program diversifikasi pangan, (c) produksi beras di Indonesia masih
menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif akibat bencana alam, perubahan iklim, serangan
hama penyakit dan kenaikan harga beras dan input produksi dan (d) usahatani padi masih
menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja di pedesaan (Suryana et al., 2009).
Untuk mengatasi keterbatasan potensi sumberdaya alam yang dimiliki berupa tanah
dan air sangat terbatas, maka upaya pengembangan produksi hanya dapat dilakukan dengan
cara intensifikasi. Sembiring dan Widiarta (2008), menyatakan bahwa keberhasilan
peningkatan produksi padi dari 20,2 juta ton pada tahun 1971 menjadi lebih dari 54 juta ton
pada tahun 2006 didominasi oleh peningkatan produktivitas, dibandingkan dengan
peningkatan luas panen. Peningkatan produktivitas memberikan kontribusi sekitar 56,1%
terhadap peningkatan produksi padi, sedangkan peningkatan luas panen dan interaksi
keduanya memberikan kontribusi masing-masing hanya 26,3% dan 17,5%. Hal tersebut
menunjukkan besarnya peran inovasi teknologi dalam menunjang peningkatan produksi padi.
Penggunaan pupuk tunggal secara meluas telah banyak dilakukan petani baik untuk tanaman
pangan (Hayani et al., 2000), perkebunan (Nasution dan Sudarnoto, 2000; Wigena et al.
2007), dan hortikultura (Ernawati et al., 2000 dan Tuherkih et al., 2007). Penggunaan pupuk
tunggal jika tidak berimbang dapat menyebabkan ketidak-seimbangan hara dalam tanah,
jumlah hara yang diserap tanaman, penurunan produksi, dan kualitas hasil.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diterapkan kebijaksanaan pemupukan
berimbang. Konsep pemupukan berimbang adalah tanaman tidak hanya dipupuk N dan P
saja, tetapi perlu dipupuk dengan unsur hara lainnya sesuai kebutuhan tanaman dan
ketersediaannya dalam tanah (Fagi dan Makarim, 1990). Baharsjah et al., (1988) menyatakan
usaha peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara intensifikasi pertanian, khususnya
pemupukan yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil, terutama
pemupukan dengan pupuk majemuk NPK. Pada prinsipnya keseimbangan hara atau
kesuburan secara menyeluruh harus sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman yang lebat dan normal (Rauf et al., 2000). Abdurahman et al., (2008)
mengemukakan bahwa peningkatan produksi padi 75% disebabkan oleh perbaikan varietas
dan penggunaan pupuk.
Dalam perkembangannya pemupukan berimbang diterapkan secara umum, sehingga
tingkat efisiensi pemupukan menjadi rendah (Sri Adiningsih dan Soepartini, 1995). Pada
umumnya yang diberikan petani hanya unsur hara makro, karena langsung berpengaruh
terhadap kwantitas panen. Jika hal ini berlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang
lama maka akan terjadi ketimpangan hara dalam tanah, akan diperparah lagi jika kadar bahan
organik juga semakain rendah di lahan-lahan pertanian. Dalam aplikasi pemupukan
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 168