Page 11 - Perjuangan Pondok Pesantren Lirboyo Dalam Peristiwa 10 November 1945 Terbaru
P. 11

Dalam usia yang masih belia, ia sudah menunjukan ketekunannya.


        Bahkan,  konon  ia  tidak  pernah  menolak  perintah  ibunya.  Beberapa

        tahun kemudian, Ibu Salamah menikah lagi. Rupanya beliau menyadari


        kodrat  sebagai  wanita.  Walaupun  mampu  menegakkan  ekonomi


        keluarga,  namun  ia  merasa  tak  layak  menjadi  kepala  rumah  tangga.

        Apalagi,  putra-putranya  masih  kecil  yang  tentu  masih  banyak


        membutuhkan  perhatian  dan  kasih  sayang.                             Dari  perkawinan  kedua


        inilah Ny. Salamah dikarunai seorang putra bernama Muji dan dua orang


        putri bernama Isnaini dan Siyem (Bahtiar dkk, 2018: 22).

               Meskipun  sudah  ada  pengganti  almarhum  ayah  beliau,  Manab


        tetap saja yatim. Dia tidak melalaikan tugasnya. Bahkan ia yang belum


        baligh itu mampu berpikir jauh. Tumpuan harapannya tidak lain dirinya

        sendiri. Ia ingin berdiri di atas kaki sendiri. Ia ingin mandiri. Sehingga,


        di  saat  usinya  masih  muda,  Manab  sudah  punya  keinginan  untuk


        mengembara. Beliau ingin meniru Kang Aliman dan Kang Mu’min, dua

        kakaknya yang lebih dulu berkelana untuk menuntut ilmu dan mencari


        kehidupan  baru.Keinginan  Manab  untuk  mengembara  dan  menuntut


        ilmu nampaknya kian menggebu setelah dian mengetahui alim ulama

        pengikut Pangeran Diponegoro.
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16