Page 5 - BAB I Civic's (Ilmu Kewarganegaraan)
P. 5
Ahmad Sanusi (1972) sebagai salah satu pakar bidang IPS (Social Studies) menyatakan:
“Sejauh ini Civics dapat dipandang sebagai disiplin dalam ilmu politik maka focus studinya
mengenai kedudukan dan peranan warga negara dalam menjalankan hak dan kewajibannya
sesuai dan sepanjang batas-batas ketentuan konstitusi negara yang bersangkutan”.
C. Pengertian Civic Education, Citizenship Education, dan Pendidikan
Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan pada kenyataan diterapkan dan dikembangkan di
sebagian besar belahan dunia, meskipun dengan berbagai istilah atau penamaan yang
berbeda. Pendidikan Kewarganegraan bisa berkedudukan sebagai mata pelajaran disekolah
atau sebagai mata kuliah dilembaga pendidikan atau sebagai program pendidikan untuk
kewarganegaraan lainya baik yang disebut sebagai Civic Education dan bahkan ada yang
menyebutnya sebagai Democrcy Education atau Pendidikan Kewarganragaan di negara
Indonesia. Pendapat dari para pakar menyebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
diseluruh dunia dengan berbagai sebutannya yakni mempunyai maksud dan tujuan yang
sama yaitu utuk membentuk dan menyiapkan warga negara yang baik dan cerdas. Civic
Education atau Pendidikan Kewarganegaraan merupakan penerapan dari civics (ilmu
kewarganegaraan) dalam proses pendidikan; dalam artian program pendidikan yang materi
pokoknya adalah demokrasi politik untuk menyiapkan, menciptakan dan mewujudkan warga
negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen). Sedangkan Citizenship Education atau
Education for Citizenship dipandang sebagai is larger overarching concept here while civic
education is but one part, albeit a very important part, of one’s development a citizen
(Winataputra dan Budimansyah, 2012; Winarno. 2014), atau Pendidikan Kewarganegaraan
dalam arti yang lebih luas atau generik.
David Kerr (1991) Dalam definisi yang lain civic education dan citizenship education,
memberikan penegasan sebagai process to encompass the preparation of young people for
their roles and responsibilities as citizen and in particular, the role of education (through
schooling, teaching, and learning) in that preparatory process. In particular, the role of
education (through schooling, teaching, and learning) in that preparatory process. Citizenship
Education sebagai proses pendidikan dalam rangka menyiapkan warga muda akan hak-hak,
peran, dan tamggung jawabnya sebagai warga negara, sedangakan civics education adalah
citizenship education yang dilakukan melalui sekolah.
John. J Cogan (1999) membedakan istilah Pendidikan Kewarganegaraan (bahasa
Indonesia) dalam dua pengertian yakni Civic Education dan Citizenship Education atau
Education for Citizenship. Civic Education adalah Pendidikan Kewargaanegaraan dalam
pengertian sempit yakni sebagai bentuk pendidikan formal, seperti mata pelajaran, mata kuliah
atau kursus di lembaga sekolah, unversitas atau lembaga formal lain. Sedangkan Citizenship
Education mencakup tidak hanya sebagai bentuk formal Pendidikan Kewarganegaraan tetapi
bentuk-bentuk informal dan non formal Pendidikan Kewarganegaraan. Jadi Citizenship
Eduacation adalah Pendidikan Kewarganegaraan dalam arti umum dan luas. Bentuk-bentuk
informal atau non formal dapat berupa program penataran atau program lainnya yang sengaja
dirancang yang berfungsi memfasilitasi proses pendewasaan atau pematangan sebagai warga
negara yang baik dan cerdas. Dapat diartikan pula bahwa Civic Education merupakan bagian
dari Citizenship Education. Civic Education adalah Citizenship Education yang dilakukan
melalui sekolah maun di universitas (Winataputra dan Budimansyah, 2012; Winarno. 2014).
Margaret Stimmann Branson (1998) menyatakan “Civic Education in a democracy is
education in self government. Democratic self government means that citizens are actively
involved in their own governance; they do not just passively accept the dictum’s of others or
acquiesce to the demands of others. As Aristotle put it in his Politics (340 BC), "If liberty and