Page 7 - BAB I Civic's (Ilmu Kewarganegaraan)
P. 7
sebagai pendidikan orang dewasa (adult education) yang mempersiapkan siswa menjadi
calon warga negara yang memahami perannya sebagai warga negara (Aziz Wahab dan
Sapriya, 2011).
Mengenai Citizenship Education Stanley B. Dimond (dalam Numan Somantri, 1968)
menjelaskan tentang Civic’s atau Citizenship Education dalam arti luas dan sempit dalam
kaitannya dengan kehidupan sekolah dan masyarakat. Gross and Zeleny (dalam Aziz Wahab
dan Sapriya, 2011) menyatakan bahwa pengertian Civic’s lebih menekankan pada teori dan
praktik pemerintahan demokrasi, sedangkan dalam arti luas lebih diorientasikan pada
Citizenship Education yang lebih menekankan pada keterlibatan dan partisipasi warga negara
dalam permasalahan-permasalahan kemasyarakatan. Pendidikan Kewarganegaraan dalam
artian sebagai Citizenship Education dirumuskan secara luas mencakup proses penyiapan
generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warganegara, dan
secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran, dan
belajar dalam proses penyiapan warganegara tersebut.
Menurut John. J Cogan (1999) Civic Education adalah suatu mata pelajaran dasar di
sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warganegara muda, agar kelak setelah
dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakat. Sedangkan Citizenship Education atau
Education for Citizenship digunakan sebagai istilah yang memiliki pengertian yang lebih luas
yang mencakup pengalaman belajar di sekolah dan luar sekolah seperti rumah, organisasi
keagamaan, organisasi kemasyarakatan, media massa dan lain-lain yang berperan membantu
proses pembentukan totalitas atau keutuhan sebagai warganegara.
Dapat dijelaskan tentang hubungan Civic’s, Civic Education, dan Citizenship
Education, dalam paradima barunya pada hakikatnya diimplentasikan sebagai bidang kajian
ilmiah yang bersifat multidimensi dengan sebutan Civic’s (Ilmu Kewarganegaraan), sebagai
program kurikuler pendidikan di sekolah dan universitas dengan sebutan Civic Education ,
dan sebagai program aksi sosio-kultural kemasyarakatan seperti yang dijelaskan oleh John
Cogan (1999), David Kerr (1999), dan Winataputra (2001) yaitu dalam sebutan Citizenship
Education. Pada aspek yang pertama tadi bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah
bidang kajian ilmiah bersifat multidimensi yang mengintegrasikan fungsi pendidikan politik dan
pemerintahan; pendidikan hukum dan norma-norma; pendidikan nilai, moral, dan budi pekerti;
pendidikan ideologi; dan pendidikan sosial humaniora lainnya (disebut Civic’s). Pada aspek
yang kedua yaitu Pendidikan Kewarganegaan sebagai program pendidikan pada hakikatnya
adalah program pendidikan yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dalam konteks pendidikan formal, sebagai mata
pelajaran dan mata kuliah dengan sebutan Civic Education. Ketiga, Pendidikan
Kewarganegaraan adalah program aksi sosio-kultural kemasyarakatan yakni sebagai
pendidikan partisipasi aktif warga negara dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara dengan sebutan Citizenship Education.
E. Ringkasan
Istilah Civic secara etimologis berasal dari bahasa Latin yakni Civicus yang dapat
diartikan sebagai citizen atau citoyen atau merupakan penduduk sipil yang mempraktikkan
demokrasi langsung dalam “negara kota” atau polis pada peradaban Yunani kuno. Pada
zaman imperium Romawi, istilah Civic berarti “kehormatan”; kalimat lengkapnya adalah
“Civic Romanus Sum” yang artinya “aku adalah warga negara dari imperium Romawi”. Dari
kata “civic” lahir kata “civics” ilmu Kewarganegaraan, Civic Education, Citizenship Education
dan Pendidikan Kewarganegaran. hubungan Civic’s, Civic Education, dan Citizenship
Education dalam paradima barunya pada hakikatnya diimplentasikan sebagai bidang kajian
ilmiah yang bersifat multidimensi dengan sebutan Civic’s (Ilmu Kewarganegaraan), sebagai