Page 6 - BAB I Civic's (Ilmu Kewarganegaraan)
P. 6
equality, as is thought by some, are chiefly to be found in democracy, they will be attained
when all persons alike share in the government to the utmost." In other words, the ideals of
democracy are most completely realized when every member of the political community
shares in its governance. Members of the political community are its citizens; hence citizenship
in a democracy is membership in the body politic. Membership implies participation, but not
participation for participation's sake. Citizen participation in a democratic society must be
based on informed, critical reflection, and on the understanding and acceptance of the rights
and responsibilities that go with that membership. Dari pendapat Margaret tersebut dapatlah
dipahami bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dalam negara demokrasi adalah pendidikan
tentang pemerintahannya”. Pemerintahan Demokrasi berarti bahwa warga negara secara aktif
terlibat dalam pemerintahan mereka sendiri, mereka tidak hanya pasif menerima keputusan
orang lain atau menyetujui tuntutan orang lain. Seperti dikatakan Aristoteles dalam Politik-Nya
(340 SM), "Jika kebebasan dan kesetaraan seperti yang diperkirakan, terutama yang
ditemukan dalam demokrasi; hal ini akan tercapai ketika semua orang sama-sama berbagi
dan berpartisipasi dalam pemerintahan secara maksimal." Dengan kata lain, cita-cita
demokrasi yang paling benar, ketika setiap anggota “komunitas politik” menyadari hak dan
kewajibannya dalam tata pemerintahan. Keanggotaan menyiratkan partisipasi, partisipasi
warga dalam masyarakat demokratis harus didasarkan pada informasi, refleksi kritis, dan pada
pemahaman dan penerimaan hak dan tanggung jawab yang seiring dengan keanggotaan itu.
Menurut Azyumardi Azra (2000) Pendidikan Kewarganegaraan, Civics Education
dikembangkan menjadi Pendidikan Kewargaan yang secara substantif tidak saja mendidik
generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya
dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tetapi juga membangun kesiapan
warga negara menjadi warga dunia, global society. Tim ICCE UIN Jakarta, menyebutkan
bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan di mana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang
bersangkutan memiliki political knowledge, attitude, political efficacy dan political participation
serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional (Azyumardi Azra , 2000).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa civic education dimaksudkan
sebagai Pendidikan Kewarganegaraan dalam arti sempit atau khusus, sedangkan citizenship
education dimaksudkan sebagai Pendidikan Kewarganegaraan dalam arti luas. Dengan
demikian, istilah Pendidikan Kewarganegaraan (bahasa Indonesia) sesungguhnya mencakup
dua pengertian dalam kosa kata bahasa inggris, yaitu civic education dan citizenship
education yang keduanya memiliki cakupan makna berbeda. Kosa-kata dalam bahasa
Indonesia ternyata belum mampu mewakili dua pengertian tersebut. Secara paradigmatik
Pendidikan Kewarganegaran memiliki tiga komponen atau domain, yakni: Sebagai kajian
ilmiah (Ilmu Kewarganegaraan/ IKN) sebagai program kurikuler (Mata Pelajaran dan Mata
Kuliah), dan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai gerakan sosio-kultural kewarganegaraan,
yang secara koheren bertolak dari essensi dan bermuara pada pengembangan pengetahuan
kewarganegaraan, nilai dan sikap kewarganegaraan, dan keterampilan kewarganegaraan
Winataputra (2001).
D. Hubungan antara Civic’s, Civic Education, dan Citizenship Education
Civic’s atau juga disebut ilmu kewarganegaraan menekankan pembahasannya pada
aspek teoritik tantang hak-hak dan kewajiban-kewajiban warga negara dan akhirnya
bagaimana menjadi warga negara yang baik. Bagaimana kaitannya dengan Pendidikan
Kewarganegaraan (Civic Education) juga secara sekilas telah dijelaskan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan perluasan dari Civic’s yang lebih menekankan aspek-aspek
praktik kewarganegaraan. Oleh sebab itu, maka Pendidikan Kewarganegaraan juga disebut

