Page 10 - E-modullll_merged_removed_Neat
P. 10
poin ini. Peri kerakyatan ini memiliki anak poin lagi, yaitu
permusyawaratan, perwakilan, dan kebijakan. Terhadap anak
poin tersebut, Yamin banyak merujuk kepada kitab suci umat
Islam, al-Qur’an. Yamin banyak merujuk kepada kitab suci umat
Islam, al-Qur’an. Yamin adalah ketuhanan. Yamin tidak
memberikan penjelasan panjang lebar terkait dengan hal ini.
Yamin hanya mengatakan bahwa bangsa Indonesia merdeka
adalah bangsa yang berkeadaban luhur, dan peradabannya
memiliki Ketuhanan Yang Maha Esa. Tuhan akan melindungi
negara Indonesia merdeka itu.
4) Peri Kerakyatan
Mohammad Yamin memberikan ilustrasi cukup panjang
tentang poin ini. Peri kerakyatan ini memiliki anak poin lagi,
yaitu permusyawaratan, perwakilan, dan kebijakan. Terhadap
anak poin tersebut, Yamin banyak merujuk kepada kitab suci
umat Islam, al-Qur’an.
5) Kesejahteraan Rakyat
Tidak banyak yang dijelaskan Yamin mengenai
kesejahteraan rakyat ini. Ia hanya mengatakan bahwa perubahan
besar yang terjadi dalam diri bangsa Indonesia berhubungan
langsung dengan dilantiknya negara baru. Selain itu, mengenai
kehidupan ekonomi sosial bangsa Indonesia, Mohammad Yamin
membicarakan persoalan tentang kesejahteraan rakyat atau
keadilan sosial yang dikaitkan dengan daerah negara.
c. Soepomo
Pokok pemikiran Soepomo tersebut oleh Nugroho
Notosutanto ditafsirkan bahwa Soepomo mengajukan lima dasar
bagi negara merdeka.
1) Persatuan,
Persatuan yang dimaksudkan oleh Soepomo adalah
persatuan hidup, persatuan kawulo dan gusti, persatuan antara
dunia luar dan dunia batin, antara mikro kosmos dan
makrokosmos, antara pemimpin dan rakyatnya. Soepomo sangat
menekankan adanya persatuan pemimpin dengan rakyatnya.
2) Kekeluargaan,
Karakteristik sosial bangsa Indonesia adalah kekeluargaan,
sehingga hal ini perlu menjadi dasar bagi Indonesia merdeka.
Soepomo mengkritik apa yang disebutnya “kebudayaan Barat”.
Menurut Soepomo, orang Barat berpegang pada prinsip
perseorangan (individualisme). Individualisme ini yang
menyebabkan bangsa-bangsa Eropa pada keangkaramurkaan, ia
dapat bersaing dengan sangat keras dan saling menjatuhkan.
Sementara, orang Timur tidak mengenal individualisme. Dalam