Page 12 - PUNTHUKDARA PROJECT
P. 12
Prabu Brawijaya lalu melangkah mendekati buah
kepel. Rasa terima kasih kepada Sesepuh Bumi
Perdikan tiada terkira. Buah itu ternyata telah dapat
mengobati rasa rindu pada Majapahit tercinta. Kenangan
ketika putranya akan menempuh perjalanan jauh sangat
dirasa begitu indah. Kala itu matahari baru terbit di timur.
Namun situasi di tepian sungai Berantas sudah sangat
ramai. Termasuk Prabu Brawijaya, senapati, manggala
yuda, prajurit semua tumpah ruah di situ. Nampak di situ
tiga Cet Bang bersandar Dua Cet Bang berisi bahan
kebutuhan sehari-hari, senjata serta pakaian, beberapa
tempayan besar yang berisi air bersih. Dilepasnya
kepergian putranya dengan doa dan pengharapan
semoga tidak mendapat halangan di jalur yang dilalui.
Malam semakin menapak, untungnya malam itu
bulan purnama, bintang gemerlap di langit dengan
cahaya yang menerobos dedaunan di pelataran rumah
Sesepuh Bumi Perdikan. Malam suasana sangat sunyi,
yang terdengar hanya suara-suara binatang malam dan
juga auman hewan-hewan buas. Mereka tidur
bergantian, api dibiarkan tetap menyala mereka khawatir
kalau ada sesuatu hal yang tidak dikehendaki. Mereka
tidur melingkari api unggun untuk mengusir hawa dingin
yang menusuk tulang. Prabu Brawijaya dengan dikawal
prajurit utama memasuki bilik di rumah Sesepuh Bumi
Perdikan.
Prabu Brawijaya baru merebahkan badan di balai
bambu, seketika telinganya seakan mendengar suara
anaknya yang memanggil.
11 Bukit Merpati di Lereng Lawu