Page 17 - PUNTHUKDARA PROJECT
P. 17

“kele-kele”  dan  “agung”.  Kele-kele  mempunyai  arti
            dibiarkan dan agung mempunyai makna penuh airnya.
                 Langkah  semakin  jauh,  ditengah  perjalanan  tanpa
            diduga  bertemu  kembali  dengan  rombongan  anaknya.
            (Menurut penuturan nara sumber anak Prabu Brawijaya
            itu  adalah  Raden  Patah  raja  kerajaan  Demak)
            Rombongan  Sunan  Lawu  bersama  rombongan  raden
            Patah bersama-sama melanjutkan perjalanan.
                 Nampak  hamparan  tanaman  sayur-sayuran  yang
            sangat  menyejukkan  pandangan.  Berbagai  sayuran
            ditanam  oleh  penduduk  yang  bermukim  di  situ  dan
            nampak  tumbuh  subur.  Daerah  pegunungan  dengan
            udara yang sejuk memang cocok dengan tanaman jenis
            sayuran.  Tidak  hanya  sayuran  yang  nampak  dalam
            sejauh  mata  memandang,  hamparan  padi  yang  sudah
            sebagian menguning siap untuk dipanen. Banyak warga
            yang  ada  di  petak-petak  sawah  itu  ,  anak-anak  kecil
            berlarian  di  pematang.  Sungguh  suatu  pemandangan
            yang membuat hati penuh dengan kedamaian.
                 “Saya ingin beristirahat di daerah ini.”
                 “Kehendak Kanjeng Sunan seluruh rombongan akan
            mengikuti apa yang menjadi kehendak junjungan kami.”
                 Perjalanan  rombongan  Sunan  Lawu  semakin  dekat
            dengan orang-orang yang bekerja di sawah. Serta merta
            orang-orang      yang      tahu    segera     menghentikan
            pekerjaannya.  Semua  mata  tertuju  pada  rombongan,
            demikian     juga    dengan     anak-anak      menghentikan
            permainannya.  Salah  seorang  petani  lalu  berteriak  dan
            mengucapkan ada tamu menuju desa.

              16    Bukit Merpati di Lereng Lawu
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22