Page 19 - PUNTHUKDARA PROJECT
P. 19

disamping  kiri  pondok  Eyang  Cakra.  Entah  karena  apa
            pohon  bulu  dengan  sulur  yang  memanjang  bahkan
            sudah  ada  yang  mencapai  tanah,  pada  saat  Eyang
            Cakra akan bermukim di situ tidak ditebang.
                 “Eyang kita kedatangan tamu!”
                 Eyang  Cakra  lalu  berdiri.  Setelah  orang  itu  ada
            didepannya lalu  menanyakan siapa tamunya. Dalam hati
            Eyang Cakra merasa bahwa itu cocok dengan apa yang
            menjadi  mimpi  beberapa  hari  sebelumnya.  Dalam
            tidurnya  Eyang  Cakra  bermimpi  bertemu  dengan
            seseorang  yang  memakai  surban.  Keesokan  harinya
            Eyang  Cakra  menceritakan  mimpinya  kepada  Nyai
            Cakra.    Akan  tetapi  Eyang  Cakra  tidak  berterus  terang
            siapa nama orang bersurban dalam mimpinya itu. Dirinya
            khawatir    kalau  mimpi  itu  hanya  penghias  tidurnya.
            Bahwa  orang  bersurban  sebenarnya  Sunan  Lawu  dan
            Raden Patah.
                 Mendengar  penuturan  Eyang  Cakra,  Nyai  Cakra
            merasa senang  dengan apa yang didengarnya. Katanya
            itu  sebagai  pertanda  akan  ada  tamu  agung  yang  akan
            singgah  di  pondoknya.  Oleh  karena  itu  betapa
            senangnya Nyai Cakra setelah mendengar bahwa pada
            hari ini ada tamu dengan banyak rombongan yang akan
            singgah      di    daerahnya.      Nyai     Cakra     segera
            mempersiapkan  hidangan  untuk  menjamu  tamunya,
            dengan  dibantu  oleh  beberapa  orang  penduduk.  Asap
            membubung  dari  tempat  yang  dijadikan  dapur  untuk
            memasak.  Beberapa  unggas  sebagai  piaraan  Eyang
            Cakra  dan  Nyai  Cakra  dipotong.  Jagung,  ketela,  talas

              18    Bukit Merpati di Lereng Lawu
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24