Page 20 - PUNTHUKDARA PROJECT
P. 20

juga  direbus  untuk  disuguhkan  kepada  tamu  yang
            sebentar lagi datang.
                 Tidak  lama  kemudian  rombongan  itu  sudah  ada  di
            depan  rumah  Eyang  Cakra.  Eyang  Cakra  bergumam,
            sama  seperti  mimpiku.  Hatinya  merasa  senang  kedua
            orang  terhormat  yang  muncul  dalam  mimpinya  adalah
            Sunan  Lawu  dan  Raden  Patah.  Ketika  akan  menyebut
            kedua  tamu  itu,  terdengar  bisikan  ditelinganya,  supaya
            tidak menyebut nama kedua tamu tersebut. Eyang Cakra
            lalu  menghaturkan  sembah  kepada  tamunya.  Itulah
            kebiasaan Eyang Cakra kepada setiap tamunya.  Eyang
            Cakra  tidak  memandang  siapa  yang  bertamu  ke
            rumahnya.  Semua  dianggap  sama,  bahwa  tamu  harus
            dihormati.
                 Setelah  itu  Eyang  Cakra  melangkah,  seluruh
            tamunya  mengikuti.  Tempat  yang  dituju  adalah  sebuah
            bangunan  panggung  yang  semuanya  terbuat  dari
            belahan  papan  dari  pohon  berbagai  jenis.  Atapnya
            terbuat  dari  tatanan  daun  cemara.  Sebagai  alas  utuk
            daun  cemara  itu  tertata  belahan  bambu  petung  yang
            berselang-seling.  Sehingga  bila  hujan,  airnya  tidak
            sampai  menetes  di  ruangan  tersebut.  Sunan  Lawu  dan
            Raden  Patah  sangat  takjub  dengan  bangunan  itu.
            Dinding-dindingnya juga terbuat dari berbagai kayu yang
            diberi  hiasan  dengan  sulur  pohon  bulu.  Dinding-dinding
            itu juga terdapat jendela pada keempat sisi ruangan itu.
            Pintu dan jendela ruangan itu dibuat menggantung pada
            bambu  yang  membujur,  sehingga  bila  membuka  dan
            menutupnya  tinggal  menggeser  daun  pintu  dan

              19    Bukit Merpati di Lereng Lawu
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25