Page 57 - E-Modul Interaktif Sejarah Pergerakan Kebangsaan di Indonesia (HP)
P. 57

Materi





            4. Sepak Terjang Muhammadiyah
            4 .   S e p a k   T e r j a n g   M u h a m m a d i y a h
            Hot  Sebagai  sebuah  organisasi  yang  berlandaskan  agama,  tujuan
            Muhammadiyah  yang  paling  penting  adalah  untuk  menyebarkan  ajaran
            Islam,  baik  melalui  pendidikan  maupun  kegiatan  sosial  lainnya.  Misalnya
            dengan  membentuk  bagian  Penolong  Kesengsaraan  Oemoem  (PKO)  oleh

            Hoofdbestuur, yang telah mendirikan  poliklinik kesehatan dan rumah miskin
            tahun 1923, serta rumah yatim tahun 1931 (Yuristiadhi, 2015: 195). Selain untuk
            meluruskan  keyakinan  yang  menyimpang  serta  menghapuskan  perbuatan
            yang  dianggap  sebagai  bid’ah,  Muhammadiyah  juga  memunculkan  praktik-

            praktik  ibadah  yang  hampir  belum  pernah  dilakukan  oleh  masyarakat
            Nusantara, seperti salat hari raya di lapangan, membantu pembagian zakat,
            dan lain sebagainya.



















                                     K.H. Ahmad Dahlan dan Hoofdbertuus Muhammadiyah
                                                      Sumber: Pwmu.co



                      TAHUKAH KAMU?


               Hot  Menurut  website  PWMU  (pwmu.co),  Hoofdbertuus  merupakan  istilah
               yang  digunakan  untuk  menyebut  Pengurus  Besar  Muhammadiyah  tahun

               1912 hingga 1950. Namun, pada Kongres ke-27 di Malang pada 21-26 Juli
               1938,  istilah  Hoofdbertuus  diganti  dengan  Pengurus  Besar  (PB),  tetapi
               hanya  sekali  itu  saja.  PB  lantas  resmi  digunakan  dalam  Muktamar  ke-31
               tahun  1950,  akan  tetapi  di  muktamar  (kongres)  berikutnya  yang  ke-32

               1953 diganti dengan Pimpinan Pusat (PP). Istilah PP inilah yang kemudian
               bertahan hingga saat ini.


            Hot  Pada  tanggal  20  Desember  1912,  K.H.  Ahmad  Dahlan  mengajukan
            permohonan  kepada  Pemerintah  Hindia  Belanda  untuk  memperoleh  badan

            hukum  (rechtspersoon)  bagi  Muhammadiyah.  Berselang  dua  tahun  atau
            pada  18  Agustus  1914,  permohonan  tersebut  akhirnya  dikabulkan  melalui
            Surat Ketetapan Pemerintah No. 18. Namun, izin yang diberikan hanya berlaku
            untuk  daerah  Yogyakarta  saja,  sehingga  secara  resmi  Muhammadiyah

            hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta
                                                                                                           45
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62