Page 82 - E-Modul Interaktif Sejarah Pergerakan Kebangsaan di Indonesia (HP)
P. 82

Materi





            tindakan  nyatanya  dalam  menentang  kolonialisme  Belanda.  Setahun

            kemudian  PPPKI  kembali  menyelenggarakan  kongres  keduanya  pada  25-27
            Desember  1929  di  Surakarta  (Solo).  Melalui  pertemuan  besar  yang  dihadiri
            organisasi-organisasi  di  dalam  PPPKI  ini  ditetapkan  keputusan  untuk
            mendirikan “Fonds Nasional”. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan semua

            harta  benda  dan  dana  yang  diperlukan  untuk  kebutuhan  nasional.  Dana
            yang terkumpul akan dikelola oleh sebuah komisi di PPPKI yang diketuai oleh
            Sartono serta wakil dari setiap organisasi.



















                                  Kongres Kedua PPPKI (25-27 Desember 1929) di Surakarta
                                    Sumber: Southeast Asian & Caribbean Images (KITLV)


            Hot  Seperti  yang  telah  dijelaskan  di  halaman  sebelumnya,  bahwa  PNI
            sebagai  partai  radikal-nonkooperatif  sangat  mempengaruhi  pergerakan
            PPPKI.  Hal  ini  menyebabkan  Pemerintah  Hindia  Belanda  kurang  senang  dan

            berusaha  memindahkan  kepemimpinan  PPPKI  menjadi  kooperatif  dan
            bersifat  lunak.  Usaha  ini  terwujud  ketika  kepemimpinan  PPPKI  yang  dikuasai
            PNI  dan  berkantor  di  Bandung  dialihkan  ke  Sutomo  dari  organisasi

            Indonesche  Studie  Club  yang  berkantor  di  Surabaya.  Meskipun  demikian,
            Sukarno  dan  kawan-kawan  tetap  memainkan  perannya  dalam  kegiatan
            federasi.  Sebelum  dan  sesudah  Kongres  Kedua  PPPKI,  pihak  Belanda  mulai
            menangkapi  Sukarno  dan  kawan-kawan,  sehingga  pengaruh  PNI  mulai
            pudar.  Selepas  PNI  dibubarkan  pada  tahun  1931,  kedudukannya  di  PPPKI

            digantikan oleh Partindo.

            3 .   B e r a k h i r n y a   P P P K I   ( 1 9 2 7 - 1 9 3 5 )
            3. Berakhirnya PPPKI (1927-1935)
            Hot  Perpecahan  di  dalam  PPPKI  terjadi  ketika  terdapat  perbedaan  antara
            kelompok nasionalis Islam dan nasionalis sekuler. PSI (Partai Sarekat Islam),

            yang  pada  tahun  1929  berganti  nama  menjadi  PSII  (Partai  Sarekat  Islam
            Indonesia),  mulai  menghilangkan  kontribusinya  di  dalam  PPPKI.  PSII  secara
            terang-terangan mulai menunjukkan ketidaksukaan terhadap federasi ketika
            Husni  Thamrin  mengkritik  sikap  PSII  di  dalam  sebuah  kongres  tertutup  pada

            26  Desember  (Kasenda  dkk,  2013:  62).  Hal  ini  semakin  diperparah  setelah
            kembali timbulnya permasalahan lama antara PSII dan PPPKI,


               70
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87