Page 76 - BAHAN AJAR KAPITA SELEKTA KIMIA BERBASIS CASE METHOD DAN PROJECT
P. 76
Tabel 2.4 Bilangan Kuantum
Bilangan Bilangan kuantum Bilangan kuantum
kuantum utama azimuth (i) magnetik (m) Jumlah orbital
(n)
1 (K) 0 1s 0 1
0 2s 0 1
2 (L)
1 2p -1, 0, +1 3
0 3s 0 1
3 (M) 1 3p -1, 0, +1 3
2 3d -2, -1, 0, +1, +2 5
0 4s 0 1
1 4p -1, 0, +1 3
4 (N)
2 4d -2, -1, 0, +1, +2 5
3 4f -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 7
4. Bilangan Kuantum Spin (s)
Bilangan kuantum spin (s) menunjukkan arah putaran atau spin atau rotasi sebuah
elektron pada sumbunya. Arah rotasi elektron bisa searah jarum jam (clockwise) atau
berlawanan arah dengan jarum jam (anticlockwise). Oleh karena itu diberi nilai ±. Arah
rotasi yang searah jarum jam diberi notasi + atau simbol . Sedangkan yang berlawanan
arah dengan jarum jam diberi notasi – atau . Bilangan kuantum spin merupakan dasar
pengisian elektron dalam orbital.
D. Konfigurasi Elektron
Suatu cara penulisan yang menunjukkan distribusi elektron dalam orbitalorbital
pada kulit utama dan subkulit disebut konfigurasi elektron. Pada penulisan konfigurasi
elektron perlu dipertimbangkan tiga aturan (asas), yaitu prinsip Aufbau, asas larangan
Pauli, dan kaidah Hund.
1. Prinsip Pengisian Elektron (Prinsip Aufbau)
Elektron-elektron dalam suatu atom berusaha untuk menempati subkulit-subkulit
yang berenergi rendah, kemudian baru ke tingkat energi yang lebih tinggi. Dengan
demikian, atom berada pada tingkat energi minimum. Inilah yang disebut prinsip
Aufbau. Jadi, pengisian orbital dimulai dari orbital 1s, 2s, 2p, dan seterusnya. Pada
gambar dapat dilihat bahwa subkulit 3d mempunyai energi lebih tinggi daripada
52 | Berbasis Case Method & Project