Page 34 - Modul Pengembangan Pangan Fungsional
P. 34

Materi Pembelajaran 9. Sifat Fungsional Serat Pangan

                   A. Defenisi dan Klasifikasi
                          Menurut  The American  Association  of  Cereal  Chemist  (AACC,  2001)  serat

                   pangan  (dietary  fiber)  merupakan  bagian  yang  dapat  dimakan  dari  tanaman  atau
                   karbohidrat analog yang resisten terhadap pencernaan dan absorpsi pada usus halus

                   dengan  fermentasi  lengkap  atau  parsial  pada  usus  besar.  Hermaningsih  A  (2010),
                   mendefinisikan  serat  pangan  adalah  sisa  dari  dinding  sel  tumbuhan  yang  tidak

                   terhidrolisis  atau  tercerna  oleh  enzim  pencernaan  manusia  seperti  hemiselulosa,

                   selulosa, lignin, oligosakarida, pektin, gum, dan lapisan lilin. Istilah serat pangan harus
                   dibedakan dari istilah serat kasar (crude fiber) yang biasanya digunakan dalam analisis

                   proksimat bahan pangan. Serat kasar ialah bagian dari bahan pangan yang tidak dapat

                   dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia tertentu, yaitu asam sulfat (H2SO4) dan NaOH,
                   sedangkan serat pangan adalah bagian dari bahan pangan yang tidak dapat dihidrolisis

                   oleh enzim-enzim pencernaan (Muchtadi, 2001)
                          Berdasarkan  sifat  kelarutannya  serat  pangan  dapat  dibedakan  menjadi  dua

                   golongan (Joseph, G 2002; Gray, J, 2006) yakni :
                   1.  Serat pangan yang larut dalam air (Soluble Dietary Fiber/ SDF), seperti pektin,

                       musilago dan gum. SDF diartikan sebagai serat pangan yang dapat larut dalam air

                       hangat atau panas (90o C)
                   2.  Serat pangan yang tidak larut di dalam air panas atau air dingin (Insoluble Dietary

                       Fiber/ IDF) seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin.


                   B. Pengaruh dalam Saluran Pencernaan
                          Mari  kita  ambil  sayur  sebagai  gambarannya.  Ketika  kita  mengunyah  sayur,

                   dinding sel sayur akan terpecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil seiring dengan

                   lumatnya sayur. Akan tetapi, enzim-enzim dalam mulut tidak dapat mencerna sayurnya
                   akibat adanya suatu zat bernama fenolat.

                          Senyawa  fenolat  merupakan  hasil  metabolisme  sekunder  dari  tanaman.

                   Senyawa fenolat sendiri terdiri dari asam fenolat, hydroxycinnamic acids, xanthones,
                   coumarins, acetophenones, flavonoids, dan masih banyak lagi. Apa manfaat senyawa

                   ini?  Fenolat  berperan  sebagai  antioksidan,  antiesterogenik,  imunomodulator,
                   antikarsinogenik,   dan   kardioprotektif.   Senyawa    tersebut   dapat   menjadi

                   penghambat  enzim-enzim saluran cerna seperti amilase, glukosidase, pepsin, tripsin,






                                                                                                    33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39