Page 35 - Modul Pengembangan Pangan Fungsional
P. 35

dan  lipase  pada  keadaan  tertentu.  Efek  menghambat tersebut  yang  sering  dikaitkan

                   dengan tidak tercernanya serat pangan (Suharoschi, 2019).
                          Selama  perjalanan  melalui  lambung  dan  usus  halus,  serat  larut  air  akan

                   menyerap air dan mengembang menjadi struktur menyerupai gel. Nah, gel inilah yang
                   kadang  menghambat  pengosongan  makanan  dari  lambung.  Kondisi  tersebut

                   menyebabkan gula darah setelah makan menjadi turun secara berangsur angsur (Dhital,
                   2014).

                          Selain menghambat pengosongan makanan, gel yang terbentuk di lambung akan

                   meningkatkan rasa kenyang. Setelah sampai pada usus besar, serat akan difermentasi
                   oleh bakteri saluran cerna. Proses fermentasi yang terjadi sering dihubungkan dengan

                   penurunan  pH  atau  keasaman,  peningkatan  jumlah  bakteri  baik,  penurunan  bakteri

                   berbahaya, dan menstimulus sistem imun (Suharoschi, 2019).       Serat tidak larut air
                   biasanya  sulit  untuk  difermentasi  karena  rendahnya  kandungan  air  didalamnya.

                   Meskipun begitu, serat tidak larut air ini dapat menurunkan waktu transit sisa makanan
                   serta  memberikan efek pengenceran racun dan senyawa karsinogen yang menyebabkan

                   kanker. Sementara itu, serat larut air dapat dengan mudah diuraikan dalam usus besar
                   dan bahkan menjadi sumber energi utama mikrobiota atau bakteri saluran cerna.

                          Hasil  fermentasi  serat  akan  menghasilkan  asam  lemak  rantai  pendek  (short

                   chain fatty acid), amina, fenol, ammonia, air, dan gas. Short chain fatty acid atau SCFA
                   dapat menurunkan keasaman usus sehingga  memperbaiki kelarutan dan penyerapan

                   ion-ion  tubuh.  Selain  itu,  penurunan  pH  akan  menghambat  bakteri  berbahaya  pada
                   saluran cerna (Suharoschi, 2019). Proses metabolisme tersebut tentunya menyebabkan

                   serat pangan yang seolah-olah tidak dapat tercerna oleh tubuh menjadi substansi unik
                   dengan segudang  manfaat.



                   C. Efek Fisiologis
                          Seorang  dokter  berkebangsaan  Inggeris  yaitu  Dennis  P.  Burkitt  melakukan

                   penelitian  beberapa  tahun  di  Afrika  menyimpulkan  bahwa  penduduk  yang

                   mengkonsumsi makanan kaya serat, hampir tidak pernah ditemui kasus penyumbatan
                   pembuluh  darah,  kegemukan,  kanker  dan  gangguan  usus  besar.  Metabolisme  serat

                   makanan tidak sama dengan makronutrien lainnya.
                          Beberapa serat makanan dapat difermentasi oleh mikroorganisme dalam usus

                   besar. Jenis dan jumlah serat yang dapat difermentasi sangat bervariasi. Selulosa tahan
                   terhadap  fermentasi  sedangkan  -glukan  sangat  mudah  difermentasi  dan  sempurna




                                                                                                    34
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40