Page 40 - Modul Pengembangan Pangan Fungsional
P. 40

secara  langsung,  seperti  pada  biji-bijian  atau  leguminosa  dan  biji  yang  tidak

                       diproses (Gambar 7)










                             Gambar 7. Struktur pati tahan cerna tipe RS1 (Salijata et al. 2006)
                   2.  Tipe 2 (RS2), terdapat secara alami pada pati yang tidak tergelatinisasi karena tidak

                       dimasak,  misalnya  pati  kentang,  pisang  dan  bahan  tinggi  amilosa  lainnya.  Pati

                       resisten tipe 2 mempunyai ujung glukosa struktur pati. Karena terperangkap kuat,
                       pati  tahan  terhadap  hidrolisis  enzim  amylase,  namun  ketika  pemasakan  dapat

                       hilang akibat lepasnya barier seluler dan kerusakan granula pati (Sculz, 1993). RS2
                       secara  alami  terdapat  di  dalam  struktur  granula,  seperti  kentang  yang  belum

                       dimasak, juga pada tepung pisang dan tepung jagung yang mengandung banyak
                       amilosa (Gambar 8).












                             Gambar 8. Struktur pati tahan cerna tipe RS2 (Salijata et al. 2006)

                   3.  Tipe  3  (RS3),  adalah  molekul  pati  yang  terbentuk  selama  pemanasan  lalu
                       pendinginan  pati.  Terjadinya  retrogradasi  pati  yang  menghasilkan  makrokristal

                       yang membuat pati tahan terhadap panas dan enzim. Struktur pati resisten tipe 3

                       sangat stabil terhadap panas dan enzim. Struktur pati resisten tipe 3 sangat stabil
                       terhadap suhu dan hanya bisa dipecah pada suhu 85-150°. Asp and Bjork (1992)

                       menyatakan  makin  tinggi  kadar  amilosa  pati  maka  makin  tinggi  pula  kadar
                       resistensinya.  Granula  pati  yang  kaya  amilosa  mempunyai  kemampuan

                       mengkristal  yang  lebih  besar,  yang  disebabkan  oleh  lebih  intensifnya  ikatan
                       hidrogen,  akibatnya  tidak  dapat  mengembang  atau  mengalami  gelatinisasi




                                                                                                    39
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45