Page 39 - Modul Pengembangan Pangan Fungsional
P. 39

makanan  yang  larut,  dapat  terfermentasi  dalam  usus  besar  sehingga  mineral  yang

                    terikat dapat dilepaskan kembali dan diabsorpsi.
                          Selama melintasi saluran cerna, serat makanan memiliki banyak kesempatan

                   untuk  berinteraksi  dengan  subsrat-subsrat  dan  produk-produk  pencernaan  yang
                   nantinya  akan  diabsorpsi.  Sebagian  besar  zat  gizi  yang  telah  diserap  usus  halus,

                   residunya dipindah ke usus besar. Saat itu terjadi pula proses fermentasi dan proliferasi
                   mikroba. Gas yang dihasilkan dari fermentasi tersebut mendorong feses ke bagian distal

                   (organ pengeluaran).

                          Serat  yang tidak difermentasi  membuat massa  feses bertambah besar karena
                   partikel  serat  mampu  menahan  air.  Bertambahnya  massa  feses  akibat  proliferasi

                   mikroba dan penyerapan air mempercepat timbulnnya refleks pembuangan feses dari

                   rektum.  Struktur  feses  menjadi  lunak  dan  kontraksi  otot  rektum  tidak  berlebihan,
                   sehingga aliran darah vena tidak mengalami hambatan. Kombinasi serat larut dan tidak

                   larut  dapat  memperlancar  defekasi  karena  adanya  efek  bulk  forming  laxative.
                          Serat  pangan  mempunyai  daya  serap  air  yang  tinggi.  Adanya  serat  pangan

                   dalam feses menyebabkan feses dapat menyerap air yang banyak sehingga volumenya
                   menjadi besar dan teksturnya menjadi lunak. Adanya volume feses yang besar akan

                   mempercepat konstraksi usus untuk lebih cepat buang air dan waktu transit makanan

                   lebih  cepat.  Volume  feses  yang  besar  dengan  tekstur  lunak  dapat  mengencerkan
                   senyawa karsinogen yang terkandung di dalamnya, sehingga konsentrasinya jauh lebih

                   rendah.  Dengan  demikian  akan  terjadi  kontak  antara  zat  karsinogenik  dengan
                   konsentrasi yang rendah dengan usus besar, dan kontak ini pun terjadi dalam waktu

                   yang  lebih  singkat,  sehingga  tidak  memungkinkan  terjadinya  sel-sel  kanker
                   (Ebookpangan.com, 2006).

                   Materi Pembelajaran 10. Sistem Fungsional Pati Resisten

                   A. Klasifikasi
                          Pati  diklasifikasikan  berdasarkan  faktor  intrinsik  dari  jenis  pati  dan  faktor

                   perlakuan menjadi 4 macam, yaitu:

                   1.  Tipe  1  (RS1)  adalah  bahan  berpati  yang  secara  fisik  sulit  dicerna  (pati  yang
                       terkunci oleh dinding sel, ukuran partikel yang besar seperti hasil penggilingan

                       yang tidak sempurna). Pati resisten tipe 1 mempunyai ikatan molekul yang kuat
                       dan terperangkap dalam jaringan, yang membuat enzim-enzim pencernaan tidak

                       dapat masuk ke molekul pati (Haralampu, 2000). RS1 secara fisik dapat diperoleh






                                                                                                    38
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44