Page 33 - kumpulan jurnal integrasi Kelas A
P. 33
makna kontekstual berdasarkan pengalaman sebagai anggota masyarakat berbudaya
merupakan salah satu prinsip dasar teori konstruktivis (Jumri & Murdiana, 2019).
Menurut UNESCO, kecenderungan pendidikan di abad 21 memuat empat pilar utama,
yaitu: (1). Learning to know, (2) Learning to do, (3). Learning to live together, (4). Learning
to be. Hal ini sejalan dengan tuntutan kurikulum yang harus dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip: (1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya, (2) beragam dan terpadu, (3) tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (4) relevan dengan kebutuhan kehidupan (5) menyeluruh dan
berkesinambungan (6) belajar sepanjang hayat (7) seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah.
Pendap merupakan masakan yang sangat khas daerah Manna, digunakan untuk
masakan sehari-hari maupun untuk acara pernikahan, khitanan dan acara lainnya. Pada
tingkatan bentuk terlihat beberapa kombinasi bentuk datar, ada yang berbentuk persegi,
persegi panjang, dan ada pula yang berbentuk kubus dan balok (Jumri & Murdiana, 2019).
Pendap tersusun dari ikan dan dibungkus daun singkong serta ditambah dengan
rempah-rempah. Wujud fisik Pendap padat sedikit lembek, campuran pendap dari bumbu-
bumbu rempah membuat cita rasa pendap menjadi pedas gurih. Daun singkong yang
digunakan adalah singkong karet yang memiliki karakteristik berdaun lebar dan bebatang
besar, sehingga mudah untuk dikenali dan dibedakan dengan jenis tanaman singkong lainnya
(klasifikasi tumbuhan). Ikan yang digunakan adalah jenis ikan laut yang memiliki karakteristik
dagingnya lebih keras sehingga tidak mudah hancur ketikan dipanaskan pada suhu tinggi. Rasa
pendap yang dibuat dalam penelitian ini seperti urap maknan yang dibuat dari sayuran yang
dipotong kecil-kecil dan dicampur parutan kelapa serta bumbu.
Perkembangan pendidikan dipengaruhi oleh perkembangan zaman, khususnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti diketahui pada abad 21, berbagai
informasi dari berbagai belahan dunia dapat diakses secara instan dan cepat oleh siapa saja dan
dimana saja. Keberhasilan penyediaan materi pembelajaran dapat dilihat dari dua faktor utama
yaitu metode pembelajaran dan materi pembelajaran. Kedua komponen ini saling bergantung.
Terdapat berbagai kelemahan dalam pembelajaran IPA terpadu, antara lain guru, siswa,
fasilitas dan sumber belajar, kurikulum, penilaian, dan suasana pembelajaran (Hanif et al.,
2007).
Pembelajaran IPA terpadu memiliki banyak model keterpaduan yang dikembangkan
oleh Robert Fogarty (1991), salah satunya model integrated. Model integrated adalah suatu
pembelajaran yang bertolak dari ketumpangtindihan konsep keterampilan dan sikap pada
semua bidang studi (Herlin, 2013). Model terpadu mengajarkan sains melalui suatu proses,
tidak sekedar menyatakan konsep, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk
menemukan jawabannya sendiri, sehingga memudahkan siswa dalam menyerap pelajaran
yang diberikan guru. Pembelajaran terpadu tema merupakan strategi pembelajaran yang
melibatkan banyak mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.
(Mamik, 2005). Hal ini juga sejalan dengan (Mustafa, 2011) berpendapat bahwa integrated
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang terpadu, menggabungkan banyak mata pelajaran
sekaligus dalam satu pertemuan tatap muka, untuk menghadirkan pengalaman yang bermakna
bagi siswa. Sehingga guru diharapkan mampu menghasilkan hasil belajar yang lebih baik
bagi siswa sehingga dapat menjadikan siswa berpikir kritis dalam menjalani proses
pembelajaran (Dirman et al., 2021).
Tujuan di atas dapat dicapai melalui suasana pembelajaran yang menyenangkan,
berpusat pada siswa, sehingga anak termotivasi untuk berpartisipasi aktif, proaktif, kreatif, dan
mandiri sesuai bakat dan minatnya. . Oleh karena itu, salah satu keterampilan mengajar yang
28