Page 42 - kumpulan jurnal integrasi Kelas A
P. 42

Analisi Pemanfaatan Daun Kelor sebagai Obat Stunting

                  Terintegrasi pada pembelajran IPA terpadu untuk siswa SMP

                                                (Pistira  _A1M021021)
                                           Email:

                                                ABSTRAK


                  Beragam  jenis  tumbuhan  yang  tumbuh  berpotensi  memberikan  manfaat  bagi
                  kehidupan manusia, satu diantaranya yaitu kelor. Kelor dikenal sebagai The Miracle
                  Tree atau pohon ajaib karena terbukti secara alamiah merupakan sumber gizi berkhasiat
                  obat. Pemanfaatan bahan pangan lokal yang relatif mudah didapat, dan bernilai gizi
                  seperti  daun  kelor  (Moringa  oleifera)  dapat  dimanfaatkan  sebagai  produk  pangan
                  fungsional dan obat- obatan. Kelor adalah salah satu jenis sayuran yang sangat kay
                  akan  nutrisi,  terutama  protein,  vitamin  A,  vitamin  C  dan  kalsium.  Kelor  juga
                  mengandung  senyawa  bioaktif  seperti  polifenol  yang  dapat  berfungsi  sebagai
                  antioksidan  alami,  sehingga  sangat  baik  diberikan  kepada  anak  sebagai  tambahan
                  dalam menu makanannya untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

                  Kata kunci : Daun kelor, stunting dan pembelajaran.

            A.  Pendahuluan
                            Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
                     gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
                     sesuai  dengan  kebutuhan  gizi.  Stunting  dapat  terjadi  mulai  janin  masih  dalam
                     kandungan dan baru Nampak saat anak berusia dua tahun (Kemenkes RI, 2018)
                            Stunting  disebabkan  kurangnya  asupan  gizi  dalam  waktu  cukup  lama,
                     sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yaitu ditandai dengan
                     tinggi  badan  anak  lebih  rendah  dari  standar  usianya.  Dampak  lain  dari  stunting
                     adalah gangguan perkembangan, kesehatan,dan produktivitas, sehingga jika tidak
                     ditangani akan menimbulkan masalah yang lebih besar.
                            Kelor  merupakan  jenis  tanaman  multiguna,  hampir  semua  bagian  dari
                     tanaman kelor dapat  dijadikan bahan antimikroba. Bagian-bagian tanaman kelor
                     yang  telah  terbukti  sebagai  bahan  antimikroba  di  antaranya  daun,  biji,  minyak,
                     bunga, akar, dan kulit kayu tumbuhan kelor (Bukar et al., 2010). Fungsi tanaman
                     kelor sebagai tumbuhan berkhasiat obat, sudah lama dikenal oleh masyarakat di
                     lingkungan  pedesaaan.  Seperti  akarnya,  campuran  bersama  kulit  akar  pepaya
                     kemudian  digiling  dan  dihancurkan,  banyak  digunakan  untuk  obat  luar  (balur)
                     penyakit  beri-beri  dan  sejenisnya.  Daunnya  ditambah  dengan  kapur  sirih,  juga
                     merupakan obat kulit seperti kurap dengan cara digosokkan (Rahmat, 2009).
                            Daun kelor memiliki nilai gizi yang sangat tinggi. Hasil penelitian Zakaria
                     et al., (2012), menginformasikan bahwa daun kelor muda (2 tangkai di bawah pucuk
                     hingga tangkai 9 dan 10) memiliki kadar protein sebesar 28,25%, beta karoten (pro
                     vitamin A) 11,93 mg, Ca (2241,19 mg), Fe (36,91 mg), dan Mg (28,03 mg). menurut
                     Aminah  et  al.,  (2015)  bahwa kandungan  vitamin  C pada  kelor  tujuh  kali  jeruk,
                     kandungan vitamin A empat kali dari wortel kandungan kalsium (Ca) nya setara
                     dengan  empat  gelas  susu  sapi  dan  kandungan  proteinnya  dua  kali  yoghurt.
                     Disamping itu  Saini  et  al.,  (2014),  menginformasikan  bahwa  daun  kelor  juga
                     memiliki senyawa



                                                                                                           37
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47