Page 60 - kumpulan jurnal integrasi Kelas A
P. 60
A. Pendahuluan
Isu lingkungan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah permasalahan
sampah, karena setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia mulai dari rumah tangga
sampai industri hampir selalu menghasilkan sampah, baik sampah anorganik maupun
organik (Eliyani, 2018). Sampah organik yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga jika
diolah secara tepat dan benar meskipun dengan cara yang sederhana akan menghasilkan
produk yang bernilai guna, misalnya pupuk organik (Eliyani, 2018). Pupuk organik dapat
dijadikan alternatif pengganti pupuk anorganik atau pupuk kimia, karena penggunaan
pupuk kimia secara berkelanjutan dan dalam jangka waktu yang panjang dapat
menyebabkan kerusakan pada tanah dan lingkungan (Prasetyawati et al., 2019). Pupuk
organik dapat berwujud padat dan cair. Pupuk organik cair (POC) lebih efektif digunakan
dibandingkan pupuk organik padat (Pantang et al., 2021). POC juga mudah dibuat dan
diterapkan karena bahan-bahannya yang dapat diperoleh dari lingkungan sendiri
contohnya dari limbah rumah tangga (Rosa et al., 2022). Beberapa limbah rumah tangga
dapat dijadikan bahan dasar pembuatan pupuk organik cair. Oleh karena itu dengan
memanfaatkan limbah rumah tangga seperti sisa buah, sisa sayuran, nasi, tulang ikan dan
sebagainya dalam pembuatan POC dapat membantu mengurangi sampah yang berakhir di
TPA (Vega et al., 2022)
Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara yang
dibutuhkan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Berdasarkan asal pembuatannya
pupuk dibedakan menjadi dua yaitu pupuk anorganik dan organik. Pupuk anorganik adalah
pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam skala pabrik dari senyawa anorganik,
sedangkan pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, hewan,
manusia, dan kotoran hewan. Pupuk organik merupakan pupuk yang ramah lingkungan
dan juga manusia. Jenis pupuk organik yang banyak dikenal diantaranya adalah pupuk
kandang, kompos, pupuk guano, dan humus. Pupuk tersebut kesemuanya terbuat dari
bahan organik yang berbahan dasar berbeda ( Dewi ,D.S dan Afrida. E 2022).
Penggunaan pupuk kimia yang berlebih dapat menyebabkan tanah tercemar. Pupuk
tersebut akan terserap ke dalam tanah sehingga membuat tanah menjadi tidak subur. Jika
dilakukan secara berlebihan, penggunaan pupuk kimia bisa menimbulkan dampak yang
justru merusak kesuburan tanah itu sendiri dan bukan menjadikannya subur. Pada
umumnya tanaman tidak bisa menyerap 100% pupuk kimia. Selalu akan ada residu atau
sisa, padahal penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus dapat menimbulkan bahaya
bagi lahan pertanian, karena dapat merusak tanah dan mengganggu keseimbangan unsur
hara yang ada di dalamnya. Karena itu banyak sekali gagasan yang muncul mengenai
permasalah ini, dimana cara tersebut dinilai lebih ramah lingkungan serta aman bagi
manusia serta makhluk hidup lainnya, salah satunya dengan pembuatan pupuk berbahan
dasar organik yang dapat terbuat dari sisa limbah makanan, sayuran dll yang tidak terpakai
lagi, menjadizat sisa yang bernilai guna.
55