Page 25 - Kumpulan jurnal Pengamatan Kura-kura Kelas A
P. 25
pengumpulan data yang komprehensif, memberikan wawasan yang lebih baik tentang adaptasi
spesies ini terhadap perubahan lingkungan. Penting untuk diakui bahwa metode observasional
memiliki keterbatasan, seperti pengaruh pengamat pada perilaku hewan. Oleh karena itu, langkah-
langkah telah diambil untuk meminimalkan potensi bias dan memvalidasi hasil pengamatan. Dengan
menerapkan metode ini, penelitian ini berupaya memberikan kontribusi berharga pada pemahaman
ekologi Kura-kura (Coura amboinensis) di area konservasi, mendukung upaya konservasi dan
pemahaman lebih lanjut tentang spesies ini dalam habitat alaminya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Gambar 1. Aktivitas kura-kura
Dari hasil aktivitas yang diamati didapatkan bahwa kura-kura dengan nomor 8 adalah yang
paling banyak muncul dan melakukan aktivitas. Pergerakannya juga beragam, Rata-rata pergerakan
kura-kura dimulai dari area padi berpindah kekolam untuk berenang dan kawin lalu melakukan
aktivitas makan di area naungan.
Kondisi abiotik Rata-rata
Suhu udara 26,7
Suhu air 26,7
ph 6,22
Intensiitas cahaya 600
kelembapan 82%
Kedalaman 5 cm
Tabel 1. Factor abiotik
Selain factor aktivitas dan musim factor lain yang mempengaruhi adalah factor abiotic mulai
dari suhu udara, suhu air, ph, intensitas Cahaya, kelembapan dan kedalaman. Hal ini menyebabkan
kura-kura melakukan aktivitas sesuai kondisi lingkungan disekitarnya.
Pembahasan
Pada penelitian ini kami melakukan serangkaian observasi aktivitas kura-kura (Coura
amboinensis) di kawasan konservasi UNIB. Hasil pengamatan kami menunjukkan perbedaan yang
konsisten dalam aktivitas sehari-hari kura-kura, menyoroti adaptasi spesies ini terhadap lingkungan
yang dilindungi. Pola aktivitas sehari-hari mencakup waktu-waktu tertentu ketika kura-kura lebih
aktif mencari makan dan bergerak, yang mencerminkan keberhasilan mereka beradaptasi dengan
dinamika habitat. Faktor lingkungan, terutama cuaca dan kondisi habitat, terbukti berperan penting
21