Page 75 - Nanos Gigantos Humeris Insidentes
P. 75

yang bisa dijual. Sungai tercemar. Bahkan, ketika perempuan
                mengambil ikan di sungai, mereka dilarang polisi dan harus
                mengembalikan tangkapan karena sungai itu milik perusahaan.

                Situasi ini menyebabkan perempuan mau tidak mau harus ikut
                mencari nafkah dengan bekerja keras. Mereka pun lebih paham
                untuk membela kepentingannya dan melawan tekanan dari
                pihak-pihak yang mengintimidasi.
                     Secara garis besar, setidaknya ada lima hal yang dialami

                perempuan Dayak Hibun akibat pembukaan perkebunan sawit.
                Pertama, perubahan akses dan kendali terhadap lahan dan sumber
                daya lainnya. Kedua, perubahan pembagian kerja antara laki-laki
                dan perempuan. Ketiga, penurunan kendali terhadap penghasilan
                keluarga. Keempat, perubahan strategi bertahan hidup. Kelima,
                peningkatan perlawanan terhadap tekanan korporasi dan
                patriarki. Di sisi lain, pembukaan perkebunan sawit membuat
                mereka mendapatkan pengetahuan baru. Pengetahuan baru
                tersebut antara lain tentang ekonomi modern yang bergantung

                pada uang tunai, karakteristik tanaman, naik turun harga sawit,
                pentingnya hak atas tanah dan variasi sumber penghasilan, serta
                efek lingkungan yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit.

                Sumber:

                Noer Fauzi Rachman, Vegita Ramadhani Putri, Nadya
                Karimasari, Muntaza, Melly Setyawati Mulyani, dan Siti Rahma
                Mary Herwati (2013), Palm Oil: The Good, The Bad, and The Ugly.
                Kajian  Literatur  dan  Bibliografi  Beranotasi  mengenai  Seluk-beluk,
                Ekspansi  Perkebunan  Kelapa  Sawit,  Pembesaran  Volume  Produksi

                Crude Palm Oil, dan Peningkatan Konsumsi Produk-produk yang
                Menggunakan  Minyak  Kelapa  Sawit  di  Asia  Tenggara”. Jakarta:
                Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat
                dan Ekologis (HuMa), 25 Januari 2013. Halaman 49.





                                           39
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80