Page 73 - Nanos Gigantos Humeris Insidentes
P. 73
sendiri dan pendidikan anak. Tanpa kepemilikan formal
terhadap lahan, perempuan tidak bisa memberi jaminan kepada
bank untuk mendapatkan kredit. Perempuan juga tidak bisa
menjadi anggota koperasi sawit maupun Serikat Petani Kelapa
Sawit, karena hanya petani sawit terdaftar yang bisa menjadi
anggota.
Dampak lain yang dirasakan perempuan Dayak Hibun
adalah pembagian tugas yang lebih berat bagi perempuan.
Mulanya, ada perbedaan tanggung jawab yang jelas antara
laki-laki dan perempuan dalam pekerjaan pertanian. Laki-laki
melakukan pembakaran untuk membuka ladang, perempuan
merawat ladang. Pekerjaan membersihkan lahan, menanam,
dan memanen dilakukan bersama-sama oleh laki-laki dan
perempuan. Hasil pertanian berupa beras tabu dijual, hanya
untuk dimakan keluarga atau dibarter. Karet dideres oleh laki-
laki dan perempuan. Hasil berupa latex dijual oleh laki-laki.
Perempuan identik dengan tanaman yang tidak dijual, sementara
laki-laki mengurus tanaman yang menghasilkan uang kas.
Pada perkebunan sawit, perempuan merawat pohon
sejak pukul 06.00 atau 07.00 sampai pukul 16.00. Perempuan
harus bertanam sawit di lahan sendiri, bekerja sebagai buruh
perkebunan inti sawit, serta menjadi pemulung berondol sawit
yang jatuh untuk menambah penghasilan dan mendukung
keuangan keluarga. Perempuan menjadi kelas pekerja,
sementara jabatan struktural perkebunan dipegang oleh laki-
laki. Pemupukan, penyemprotan pestisida, fungisida, dan
pemberantasan hama dilakukan oleh perempuan. Mereka
jarang dilengkapi masker, kacamata, sarung tangan atau sepatu,
apalagi boots, meski kandungan kimiawi dari pestisida tersebut
berbahaya bagi kesehatan. Perlengkapan tersebut harus dibeli
dengan uang sendiri, padahal harganya jauh lebih mahal
37