Page 69 - Nanos Gigantos Humeris Insidentes
P. 69

lahan untuk kepentingan publik (ontegeining ten algemeenen nutte),
                penjualan dengan menggunakan “stromannen” (gebruik  van
                stromannen),  gadai  (verpanding),  penjualan sebagai jaminan

                atas pinjaman  (zekerheidsstelling),  pembelian pepohonan atau
                tanaman (verkopen van boomen), dan gadai tanaman (verpanding van
                boomen).
                     Analisis Soepomo menunjukkan bahwa institusi
                peradilan di Hindia Belanda sama sekali tidak konsisten dalam

                melaksanakan  mandat  larangan  pengalihan  hak  pemakaian
                tanah rakyat pribumi kepada non-pribumi. Susunan redaksional
                dari  vervreemdingsverbod  menurut  Soepomo  sangat  longgar
                sehingga memungkinkan multi-interpretasi yang melemahkan
                otoritas hukum.
                     Tulisan Soepomo ini sangat kaya dengan data, referensi

                putusan-putusan hukum, dan bersifat ‘exhaustive.’ Hampir pasti
                bahwa semua putusan peradilan yang bersentuhan dengan
                larangan pengalihan hak pemakaian itu dicakup dalam tulisan
                ini. Enam bagian tulisan ini meliputi pembahasan sejarah dan
                karakter hukum dari Staatsblad 1875 No. 179, penafsiran atas
                kata-kata kunci yang digunakan,  review dari putusan-putusan
                pengadilan atas transaksi-transkasi tanah yang terkait dengan

                vervreemdingsverbod, bagian khusus tentang  afkoop/redeeming
                of   Native  use  rights; tiga belas bentuk transaksi yang dinilai
                oleh Soepomo sebagai bentuk terbuka pelanggaran atas
                vervreemdingsverbod, dan kesimpulan.
                     Argumen  utama  dan  kesimpulan  yang  diambil  oleh
                Soepomo setelah kaji ulangnya adalah bahwa sejatinya tidak ada

                larangan yang absolut dalam larangan pengalihan hak rakyat
                pribumi atas tanah, dan tampaknya pemerintah memang tidak
                memiliki keinginan untuk menjalankan pelarangan itu. Mandat
                dari Staatsblad 1875 No. 179, yang sesungguhnya sangat tegas




                                           33
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74