Page 252 - Perspektif Agraria Kritis
P. 252
Epilog: Suatu Tawaran Pendekatan Supra-Disipliner
Selanjutnya, seperti telah disinggung di atas, dalam
Perspektif Kritis diusung pula dalam dirinya urgensi komponen
historis dalam telaahannya. Artinya dalam telaah ini
komponen historis bukan dimaksudkan semata sebagai
catatan rentetan aneka peristiwa-peristiwa yang diabstrasikan
sebagai jalinan simpul-simpul relasi kekuasaan antar
kekuatan-kekuatan yang ada pada tiap babakan waktu yang
berjalan. Dia bukan hanya kita konstrusikan sebagai konteks
atau sebagai sebentuk konfigurasi relasi antar kekuatan
historis objektif saja. Namun sebagai pendekatan sosial
Perspektif Kritis ia mestilah dituntut lebih jauh bagi aktor
pelakunya untuk acapkali mampu ikut menjadi kekuatan
penyumbang, penyeimbang, dan pembentuk kesejarahan
sosial yang emansipatif bagi kelompok masyarakat rentan.
Penelitian sosial adalah salah satu rupa dari pendekatan sosial
tersebut.
Dengan demikian, pemaduan komponen historis dalam
Perspektif Kritis berarti ia akan membantu kita untuk pertama-
tama memperoleh cara melihat masyarakat dari sudut pandang
kemungkinan historisisnya. Ini semua menjelaskan sekali lagi
mengapa Perspektif Kritis banyak menyapa studi lintas dan
multidisiplin, hingga berharap mampu menggapai derajat sebagai
pendekatan supradisiplin. Di sinilah kemudian kita berhadapan
dengan makna agraria sebagai ruang kehidupan manusia yang
mencakup pemukaan bumi, air, serta kandungan kekayaan yang
terlimpah di dalam perut bumi dan terbentang di ruang
angkasa. Begitulah rumusan UUPA mengisyaratkannya. Suatu
ruang kehidupan yang begitu luas hamparannya sehingga
menuntut pendekatan sosial atau perspekif yang mampu
memahami dan memaknainya secara memadai, analitis, utuh
dan komprehensif.
Dengan begitu, “sosiologi pedesaan” yang kemudian
menajam pada terminologi “Kajian Agraria” ini terbangun
awalnya oleh rangsangan dan kegundahan kita, beserta orang-
187

