Page 249 - Perspektif Agraria Kritis
P. 249
Perspektif Agraria Kritis
kajian krusial dan kritis yang selayaknya ditekuni, sebagaimana
kandungan substansi dari buku teks ini.
Kedua, dinamika perkembangan yang begitu cepat
baik di tataran realitas lapangan dan upaya konseptualisasi-
teorisasinya serta konsekuensi-konsekuensi kajian yang layak
ditimbang pastilah menjadi alasan kuat lainnya mengapa perlu
disajikan dalam buku teks yang kompak ini, khususnya dalam
konteks dan keperluan rujukan kepustakaan agraria di
Indonesia. Namun sebagaimana didaku oleh penulis,
substansi dalam buku teks ini bukan untuk menyajikan
khazanah aneka diskusi, perdebatan, kritik, yang bertalian
dengan “relevansi sosial” dan “relevansi akademik” yang
menginspirasi kelahiran Perspektif Agraria Kritis ini, terlebih
jika menjanjikan bagaimana pula dengan perkiraan derajat
keberlakuannya di tataran generalisasi.
Dengan demikian, benarlah apabila tulisan buku teks
ini, sebagaimana ditegaskan sendiri oleh penulisnya, adalah
lahir dari sebuah karya kapita selekta, yang tidak disusun
dalam hasrat sebagai tulisan ilmiah yang berat. Meskipun
demikian, tulisan buku ini oleh penulis dijanjikan sarat
dengan khazanah kekayaan ilustratif yang tentunya sangat
membantu pembaca, utamanya mahasiswa, penggerak sosial,
pelaku kebijakan, dan peminat lainnya untuk memahami,
mencerna, dan mengendapkannya sebagai pengetahuan yang
sarat makna.
Bagi saya pribadi, sejatinya buku teks agraria kritis ini
lebih kelihatan sebagai sebuah narasi dasar generik sekaligus
eklektik berkat apa yang disebut secara implisit oleh penulis
sebagai ikhtiar untuk meramu dan “membulatkan” pelbagai
perspektif kajian yang ada dalam suatu pemahaman dan
penalaran yang kompak, analitis, dan runut khususnya dalam
tataran problematika dan tantangan keagrariaan yang
berkembang di Indonesia.
184