Page 244 - Perspektif Agraria Kritis
P. 244

Bagian VI.  UUPA Sebagai Kerangka Normatif


                  pengembangan industri, transmigrasi dan pertambangan
                  (Pasal 14 ayat (1)).
              •  Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial (Pasal 6).
              •  Berhubung  dengan  fungsi  sosialnya,  tanah  harus
                  dipelihara baik-baik, ditingkatkan kesuburannya dan
                  dicegah kerusakannya. Hal ini menjadi kewajiban tiap-
                  tiap orang, badan hukum dan instansi yang mempunyai
                  hubungan dengan tanah (Pasal 15).
              •  Diatur pengambilan kekayaan alam yang terkandung
                  dalam SSA (Pasal 8).
              •  Hak  atas  tanah  dapat  dicabut  dengan  ganti  kerugian
                  apabila  diperlukan  untuk  kepentingan  umum  serta
                  kepentingan bersama dari rakyat (Pasal 18).
                     Prinsip  kebijakan  yang  ketujuh  ini  juga  memiliki
              signifikansi  sebagai  panduan  operasional  bagi  komponen
              pembaruan  tata  pengurusan  agraria  yang  terakhir,  yaitu:
              “penataan  ruang  dan  pendayagunaan  sumber-sumber  agraria
              yang lebih menjamin produktivitas dan keberlanjutan”.


              Prinsip Kesejahteraan

                     Prinsip  kebijakan  yang  kedelapan  bertujuan  untuk
              mengupayakan  peningkatan  kemakmuran  rakyat  dalam
              usaha-usaha di lapangan agraria. Beberapa ketentuan dalam
              UUPA yang berkaitan dengan prinsip ini di antaranya adalah
              sebagai berikut:

              •  Sumber-sumber  agraria  (SSA)  beserta  segenap  kekayaan
                  alam yang dikandungnya dipergunakan untuk mencapai
                  sebesar-besar kemakmuran rakyat (Pasal 2 ayat (3)).
              •  Usaha-usaha di lapangan agraria diatur sedemikian rupa
                  sehingga  meningkatkan  kemakmuran  rakyat  serta
                  menjamin  bagi  setiap  warganegara  derajat  hidup
                  yang  sesuai  dengan  martabat  manusia,  baik  bagi
                  dirinya sendiri maupun keluarganya (Pasal 13 ayat (1)).


                                          179
   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249