Page 242 - Perspektif Agraria Kritis
P. 242

Bagian VI.  UUPA Sebagai Kerangka Normatif


              •  Perjanjian  sewa  tanah  tidak  boleh  disertai  syarat-syarat
                  yang  mengandung  unsur-unsur  pemerasan  (Pasal  44
                  ayat (3)).
              •  Hak-hak yang sifatnya sementara (hak gadai, hak usaha
                  bagi  hasil,  hak  menumpang,  hak  sewa  tanah  pertanian)
                  dibatasi dan diusahakan hapus dalam waktu singkat (Pasal
                  53 ayat (1)).
                     Prinsip  kebijakan  kelima  ini  memiliki  signifikansi
              sebagai panduan operasional bagi komponen pembaruan tata
              pengurusan agraria yang ketiga, yakni “merombak hubungan
              produksi dan distribusi surplus yang tidak adil”.


              Prinsip Produktivitas

                     Prinsip kebijakan keenam bertujuan untuk memelihara
              dan meningkatkan kesuburan tanah serta mencegah sumber-
              sumber agraria dari kerusakan. Ketentuan dalam UUPA yang
              berkaitan dengan prinsip ini di antaranya adalah:

              •  Usaha-usaha di lapangan agraria diatur sedemikian rupa
                  agar produksi dapat ditingkatkan (Pasal 13 ayat (1)).
              •  Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaannya
                  dan sifat daripada haknya (Penjelasan Umum II butir (4)).
              •  Dibuat  rencana  umum  persediaan,  peruntukan  dan
                  penggunaan  SSA  untuk  keperluan  pengembangan
                  pertanian,  peternakan  dan  perikanan  (Pasal  14  ayat  (1)
                  huruf  d).  Perencanaan  ini  tidak  saja  bermaksud
                  menyediakan  tanah  untuk  pertanian,  peternakan  dan
                  perikanan,  tetapi  juga  ditujukan  untuk  memajukannya
                  (Penjelasan Pasal 14).
              •  Berhubung  dengan  fungsi  sosialnya,  tanah  harus
                  dipelihara baik-baik, ditingkatkan kesuburannya dan
                  dicegah kerusakannya. Hal ini menjadi kewajiban tiap-
                  tiap orang, badan  hukum dan instansi yang mempunyai
                  hubungan dengan tanah (Pasal 15).


                                          177
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247