Page 240 - Perspektif Agraria Kritis
P. 240

Bagian VI.  UUPA Sebagai Kerangka Normatif


                  maupun  bersama  serta  badan  hukum  (Pasal  4  ayat  (1);
                  Pasal  16  ayat  (1));  demikian  pula  ditentukan  macam-
                  macam hak atas SSA yang lain (Pasal 4 ayat (3); Pasal 16
                  ayat (2)).
              •  Kesempatan yang sama bagi setiap warga negara, baik laki-
                  laki atau perempuan, untuk memperoleh hak atas tanah
                  (Pasal 9 ayat (2)).
              •  Tiap-tiap  warganegara  Indonesia  memiliki  hak  untuk
                  membuka tanah dan memungut hasil hutan (Pasal 46
                  ayat (1)).
              •  Hak guna air, pemeliharaan dan penangkapan ikan
                  diatur dengan Peraturan Pemerintah (Pasal 47), demikian
                  pula hak guna ruang angkasa (Pasal 48)
              •  Asas  yang  menjadi  dasar  land  reform  ialah:  “Tanah
                  pertanian  harus  dikerjakan  atau  diusahakan  secara  aktif
                  oleh pemiliknya sendiri” (Penjelasan Umum II butir (7)).
              •  Diatur  luas minimum tanah yang boleh  dipunyai atau
                  dikuasai oleh suatu keluarga atau badan hukum (Pasal 17
                  ayat  (1)).  Tercapainya  batas  minimum  ini  dilaksanakan
                  secara berangsur-angsur (Pasal 17 ayat (4)).
              •  Penetapan  batas  minimum  tidak  berarti  orang  yang
                  mempunyai  tanah  kurang  dari  batas  itu  akan  dipaksa
                  melepaskan  tanahnya,  tetapi  dimaksudkan  terutama
                  untuk mencegah pemecahbelahan tanah lebih lanjut.
                  Di  samping  itu  akan  dilakukan  usaha-usaha  seperti
                  transmigrasi, pembukaan tanah besar-besaran di luar Jawa
                  dan  industrialisasi  agar  batas  minimum  tersebut  dapat
                  dicapai secara berangsur-angsur (Penjelasan Pasal 17).
              •  Tanah kelebihan dari batas maksimum yang diganti rugi
                  oleh negara dibagikan kepada rakyat (Pasal 17 ayat (3)).
                     Prinsip  yang  keempat  ini  juga  merupakan  panduan
              operasional  bagi  komponen  pembaruan  tata  pengurusan
              agraria  yang  kedua,  yakni  “mengoreksi  ketimpangan




                                          175
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245