Page 32 - Perspektif Agraria Kritis
P. 32

Teori, Kebijakan, dan Kajian












                                    SAMBUTAN

                    KONSORSIUM PEMBARUAN AGRARIA






                     Bahwa reforma agraria bukan semata-mata hasil dari
              kebaikan penguasa, ini sudah disadari sepenuhnya. Ia adalah
              hasil  dari  desakan  rakyat  atas  situasi  ketidakadilan  agraria
              yang telah lama dideritanya. Keringat perjuangan! Selain itu, di
              negara-negara  paska  kolonial,  reforma  agraria  merupakan
              mandat  konstitusi.  Hadirnya  agenda  reforma  agraria  dalam
              konstitusi  negara-negara  yang  lahir  setelah  kolonialisme
              menandakan bahwa titik utama  kolonialisme dirasakan dan
              ditemukan  secara  mencolok  pada  persoalan  ketimpangan
              struktur agraria.

                     Soal  bagaimana  implementasi  reforma  agraria  atau
              bahkan perjuangan mendorong implementasi itu dijalankan di
              negara  yang  telah  mencapai  kemerdekaan  adalah  perkara
              lanjutan. Memang, paling ideal pelaksanaan reforma agraria
              adalah pertemuan dari desakan rakyat, kewajiban konstitusi
              negara,  dan  pelaksanaan  janji  politik  pemerintah  yang
              berkuasa  dalam  satu  waktu.  “Matang  atas”  dan  “matang
              bawah”, demikian kalangan gerakan sosial menyebut situasi
              ideal tersebut.
                     Namun,  berdasarkan  pengalaman  reforma  agraria  di
              banyak tempat, tidak banyak yang memperoleh kemewahan
              semacam itu. Reforma agraria selalu hadir, atau dihadirkan,
              dalam suasana serba terbatas. Keterbatasan tersebut bisa dari


                                          xxxi
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37