Page 71 - Perspektif Agraria Kritis
P. 71
Perspektif Agraria Kritis
Penulis mengadopsi deskripsi White di atas dalam
mencirikan hakikat pendekatan kritis, khususnya penekanan
pada isu keadilan sosial dan ekonomi. Pada saat yang sama,
penulis menambahkan isu keberlanjutan ekologis sebagai ciri
berikutnya dari pendekatan kritis. Selain itu, penulis juga
memperluas fokus pendekatan ini dari soal pembangunan
pedesaan semata kepada isu kebijakan dan perubahan sosial
pada umumnya sejauh terkait dengan aspek keagrariaan atau
berkonsekuensi pada perubahan keagrariaan.
Berdasarkan semua acuan di atas, maka apa yang
penulis maksud dengan “perspektif agraria kritis” ini dapat
didefinisikan sebagai berikut:
“Sebuah pendekatan yang bercorak inter-
disipliner dan komparatif dalam memandang
sumber-sumber agraria, relasi-relasi teknis dan
sosial yang terkait dengannya, serta tata
pengurusannya (governance) yang dapat
terwujud dalam berbagai isu kebijakan maupun
dinamika sosial, disertai dengan kepedulian
kuat dan terus menerus atas prinsip-prinsip
keadilan sosial, kesetaraan ekonomi dan
keberlanjutan ekologi.”
Ada empat komponen yang dapat disimpulkan dari
definisi di atas. Pertama, dari sisi “ontologis”, fokus perhatian
“perspektif agraria kritis” adalah sumber-sumber agraria
(SSA), relasi-relasi teknis dan sosial di antara berbagai pihak
di seputar SSA itu, serta tata pengurusan yang berlangsung
menyangkut SSA tersebut. Kedua, dari sisi “epistemologis”,
“perspektif agraria kritis” menerapkan corak studi yang
bersifat inter-disipliner dan sekaligus komparatif. Ketiga,
secara “metodologis”, ranah penggalian data dan informasi
dari “perspektif agraria kritis” tidak terbatas pada tataran
kebijakan semata, melainkan juga pada tataran dinamika
perubahan sosial dalam arti luas termasuk, namun tidak
6