Page 22 - Seluk Beluk Masalah Agraria
P. 22

Seluk Beluk Masalah Agraria

               kiran yang beliau sampaikan, dan sekaligus membangun perha-
               tian saya pada sejarah pedesaan, sejarah orang-orang biasa,
               dan terutama sejarah agraria pada saat itu. Oleh karena itu
               tidak mengherankan jika tulisan beliau dan tim SAE/SDP
               tentang DAS Cimanuk telah memberi inspirasi bagi saya untuk
               menulis sebuah makalah kecil tentang daerah aliran sungai
               sebagai bidang kajian sejarah agraria. Perjumpaan saya dengan
               pemikiran beliau semakin intensif ketika mengikuti kuliah
               Kapita Selekta Sejarah Sosial Politik yang diampu oleh Pak
               Loekman Soetrisno. Di dalam perkuliahan itu saya mulai ber-
               kenalan dengan kenyataan-kenyataan sejarah Desa Ngan-
               dagan. Pada saat itu, selain tulisan beliau tentang Ngandagan,
               saya bersama satu teman lain yang mampu bertahan mengikuti
               kuliah sampai akhir semester karena seluruh mahasiswa yang
               lain telah diusir atau mengundurkan diri, juga membahas
               sebuah laporan penelitian yang saya ingat sebagai  dokumen

               “Ngandagan Revisited”. Ketika dua naskah itu disanding men-
               jadi satu, saya langsung teringat pada laporan tentang Desa
               Pekalongan yang disusun oleh D.H. Burger. Interaksi inte-
               lektual itu ternyata belum berakhir. Dua naskah tentang Desa
               Ngandagan itu kemudian pada tahun 1985 menjadi sumber
               inspirasi dan sekaligus sumber data bagi saya untuk menulis
               tesis sarjana tentang kepemimpinan dan masalah pertanahan
               di pedesaan Jawa, sebuah penelitian yang membandingkan
               dua desa di Purworejo, Ngandagan di Pituruh dan Nampu di
               Purwodadi. Akhirnya lebih dari 15 tahun kemudian saya baru
               sempat bertemu dan berbincang-bincang secara langsung
               dengan Pak Gunawan Wiradi di Yogyakarta, ketika beliau se-
               dang mencari Pak Djoko Suryo yang telah lama dikenalnya.

                                                                  xxi
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27